Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapsel. Jalan terjal berbukit licin dan berbatu membuat kaki-kaki tak bersandal "membatu" sigap melintasi jalanan berlumpur di Tangga Batu menuju pusat pasar Sitinjak di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Jalan setapak licin terjal dan berbukit merupakan akses jalan yang setiap saat dilewati warga Desa Siuhom bila keluar membawa hasil pertanian ke pasar. Iril Meha (54), warga Dusun Tangga Batu, Desa Siuhom mengakui sangat miris bila mengenang keberadaan mereka yang terbelakang dari desa lainnya. Puluhan tahun kampung mereka terbelakang. Kuda menjadi moda transportasi warga membawa hasil pertanian ke pasar kecamatan. Anak-anak melintasi anak sungai untuk bisa bersekolah. Karena sarana pendidikan di desa itu tidak didukung akses jalan yang memadai. Untuk bisa menempuh 8 km dari jalan aspal ke kampung Tangga Batu harus berpikir dua kali. Pasalnya selain harus berjalan kaki, paling mengandalkan kuda beban sebagai moda transportasi. "Biasanya kalau membawa hasil bumi berupa salak untuk dijual ke kota kita menggunakan kuda beban. Hanya itu alat angkutan yang bisa melintasi jalan tanah berbukit dan berbatu," kata Iril Meha. Desa Siuhom, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan adalah satu desa dengan penduduk sekitar 1.710 kepala keluarga. Desa ini terbagi menjadi lima kampung/dusun, yaitu Siuhom, Adian Nauli, Paten, Aek Martolu dan Tangga Batu. Tanpa penerangan listrik kampung ini gelap gulita di malam hari. Jarak rumah yang berjauhan dibatasi pepohonan kawasan hutan dan kebun rakyat bagaikan hidup di tengah hutan mengandalkan jalan tanah setapak dari rumah ke rumah. Suara jangkrik, kodok dan sesekali auman siamang (orang utan) dari balik pepohonan di tengah hutan membuat suasana malam menyeramkan di desa tersebut. Namun alamnya yang asri dengan kawasan hutan hijau memiliki eksotis sendiri berada di kampung tersebut. Puluhan tahun keterisoliran menyandera desa. Diperparah lampu penerangan listrik juga belum masuk ke beberapa dusun di desa itu. Warga hanya mengandalkan penerangan listrik tenaga surya bantuan pemerintah beberapa tahun yang lalu. Lampu penerangan tenaga surya ini harapkan mereka. Warga secara swadaya tetap merawatnya dengan baik. Kabar baiknya program TMMD ke-111 Kodim 0212/TS sudah masuk ke desa ini. TNI bersama rakyat akan membangun jalan kurang lebih 8.000 meter, berikut 9 jembatan dan kegiatan nonfisik lainnya. Jalan ini juga direncanakan menembus keterisoliran antara Tangga Batu, Siuhom Kecamatan Angkola Barat ke Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan. Jalan bukaan baru TMM itu juga diproyeksikan bisa masuk ke kawasan Danau Siais (lokasi wisata kebanggaan Tapsel). Kegiatan ini menjadi berkah bagi warga masyarakat Siuhom dan sekitarnya, karena kegiatan ini sedang berjalan dan sudah memasuki minggu kedua dari 30 hari yang diprogramkan. Masuk Kawasan Hutan Untuk bisa masuk ke Desa Siuhom dan empat dusun lainnya harus melintasi kawasan hutan. Inilah alasan pemerintah selama ini tidak berani membuka dan membangun jalan ke Desa Siuhom, Kecamatan Angkola Barat. Namun pemerintah mendorong warga membangun bergotong-royong secara swadaya. Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Pasaribu berharap program TMMD ke-111 ini berjalan dengan baik sesuai rencana. Satgas TMMD bersama warga telah memulai pembangunan jalan di Desa Siuhom yang selama ini merupakan kawasan hutan menjadi kawasan terbuka.