Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta agar Kementerian Kesehatan menyerahkan alokasi vaksinasi COVID-19 kepada pemerintah provinsi. Hal itu agar penyaluran vaksinasi lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan kabupaten/kota.
Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil- mengatakan, dari hasil analisa ada lima kabupaten/kota yang bila mengikuti rekomendasi dari Kemenkes stok vaksinasi yang diberikan pusat akan habis dalam estimasi waktu kurang dari lima hari, yaitu Kabupaten Pangandaran (1 hari), Kota Sukabumi (1 hari), Kota Cimahi (2 hari), Kota Tasikmalaya (4 hari), Kota Banjar (4 hari).
"Saya melihat daftar alokasi dari Kemenkes belum 100 persen akurat sehingga kami mengusulkan alur alokasi diserahkan kepada provinsi, kita hanya menjadi tukang pos, menerima vaksin kemudian menyalurkan. Kami menerima analisa sederhana, bahwa dari analisa kalau kita mengikuti rekomendasi dari Kemenkes ada lima kabupaten/kota yang vaksinnya habis dalam hitungan lima hari," ujar Kang Emil dalam siaran YouTube Humas Jabar, dilihat Kamis (5/8/2021).
Begitu pun sebaliknya, ujar Kang Emil, bila mengacu kepada teori Kemenkes ada sejumlah daerah yang berdasarkan analisa tersebut, stok vaksin yang diberikan tidak akan habis dalam waktu satu bulan.
"Maka kami meminta sudah serahkan ke provinsi, kami yang mengatur distribusi ke daerah berdasarkan kecepatan dan analisa evaluasi kami, termasuk provinsi bisa membagikan kepada pihak ketiga," ujar Kang Emil.
Menurut Kang Emil melibatkan pihak ketiga merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan Pemprov Jabar untuk mempercepat laju vaksinasi. Saat ini, vaksinasi yang dilakukan dengan hanya mengandalkan infrastruktur pemerintah baru meliputi 60 persen.
"Sehingga 40 persennya harus dikeroyok oleh infrastruktur non pemerintah," tuturnya.
Lebih lanjut, Kang Emil pun meminta agar pemerintah pusat bisa mengirimkan 15 juta dosis per bulan. Hal itu untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi kepada 37 juta warga Jabar agar mencapai herd immunity.
"Harus 15 juta dosis tiap bulan, apakah ini bisa dipenuhi ? jadi seperti itu. kita akan menghabiskan apa yang diberikan, kita pun telah menyiapkan berbagai inovasi untuk mempercepat vaksinasi," kata Kang Emil.dtc