Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Manchester - Pep Guardiola lagi dihujani kritik karena kerap belanja pemain dengan nilai fantastis. Padahal dulu, Guardiola begitu suka memakai jasa pemain akademi.
Sejak Pep Guardiola menjabat sebagai manajer Manchester City di tahun 2016, The Citizens sudah menggelontorkan uang sebanyak 1,04 miliar Euro atau setara Rp 17,5 triliun buat belanja pemain.
Tentu, angka yang sangat besar bukan?
Dilansir detikSport dari berbagai sumber, Pep Guardiola suka membeli pemain berpotensi dan pihak klub mampu menyanggupi. Walau harganya setinggi langit, Manchester City akan berjuang mendapatkannya dan tentu menjaga neraca keuangan tetap terjaga baik.
Terbaru di bursa transfer musim panas ini, City membeli Jack Grealish dari Aston Villa. Tak main-main, harganya mencapai 110 juta Euro atau setara Rp 1,9 triliun.
Tentu, pilihan pemain yang dibeli Guardiola jarang yang gagal. Mereka bisa tampil gemilang dan membantu klub meraih trofi.
Sayangnya, pembelian fantastis Manchester City dinilai turut membuat harga pasar jadi berantakan. Khususnya klub-klub yang punya pemain muda berbakat, bisa dibanderol dengan harga sampai triliunan.
Sebab tak sedikit, klub-klub yang beli pemain dengan harga tinggi malah jadi ambyar.
Pep Guardiola kembali dikritik soal hobi membeli pemain. Padahal di tahun 2009 dulu kala melatih Barcelona, dirinya pernah mengkritik klub-klub yang suka boros belanja pemain.
"Sepakbola modern membuat saya sedih," ujar Guardiola.
"Sekarang ini, klub-klub lebih suka membeli pemain dengan nama yang bagus dibanding mempromosikan para pemain mudanya," sambungnya.
"Mengapa membeli pemain sampai 50 juta Pounds kalau ada satu anak muda di tim akademi," tegasnya.
Mungkin ketika di Barcelona, Guardiola terbantu dengan manajemen tim akademi yang mampu mengoles pemain-pemain muda untuk jadi lebih hebat.
Namun sayangnya, tidak semua tim seperti itu. Di Manchester City, Guardiola nyatanya jarang mempromosikan pemain-pemain mudanya.
Entah apakah belum percaya, tidak cukup waktu untuk memberi jam terbang karena target trofi, atau memang belum ada pemain-pemain mudanya yang mampu mencuri hati.
Cuma Guardiola yang punya jawabannya sendiri...dtc