Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, meresmikan 'Peta Mangrove Nasional 2021'. Peta ini diharapkan menjadi acuan kondisi awal pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap ekosistem mangrove secara efektif.
Acara peluncuran Peta Mangrove Nasional 2021 digelar di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapul, Jalan Garden House, Kamal Muara, Jakarta Utara, Rabu (13/10/2021). Dalam acara ini hadir pula Menko Marves Luhut Pandjaitan, Menteri LHK Siti Nurbaya, dan sejumlah perwakilan dari Badan Restorasi Gambut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BRIN, serta Badan Informasi Geospasial.
Dalam peluncuran Peta Mangrove ini, Luhut meminta semua pihak saling bekerja sama untuk melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia. Dia berharap semua pihak yang terlibat mulai dari pemerintah hingga ahli bekerja terpadu agar manfaat dari menanam mangrove di pantai di Indonesia bisa dirasakan.
"Saya melihat emang salah satu penting di kita bagaimana kita kerja tim dengan baik, dan ini menurut saya kita selalu kurang, kita selalu berpikir untuk sektoral, sekarang dengan terintegrasi malah saya kira itu menjadi lebih baik, dan itu saya alami khususnya berkaitan COVID-19," kata Luhut dalam pidatonya.
"Ini saya pikir sama mangrove kalau kerja semua, semua akan terpadu, kalau KLHK sendiri saja saya kira tidak akan jadi, dan itu kadang-kadang orang katakan 'oh kenapa semua terlibat', dan saya kira memang harus begitu (semua orang terlibat)," lanjut Luhut.
Luhut juga mengatakan saat ini pemerintah sangat serius melakukan rehabilitasi mangrove di 34 provinsi Indonesia. Dia juga meminta semua pihak bekerja cepat untuk mencapai target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanaman mangrove.
"Kemarin saya ketemu Presiden, Presiden mau pada G-20 akan beliau akan membawa tour di tempat penanaman mangrove, tadi saya bisikan Bu Siti mungkin di lokasi Suwung yang telah kita rubah untuk west to energy, tidak di situ lagi itu mungkin di pantainya kita bersihkan dan tanamkan mangrove, sehingga betul kelihatan Bali cantik, jangan bau sampah begitu masuk pulau Bali," ujar Luhut.
Luhut juga meminta KLHK bekerja cepat demi mengejar target 620 ribu di Jaya Angka. Itu ditargetkan selesai 2024.
"Setelah launching kami harap semua rehabilitasi, konservasi pemeliharaan serta pengawasan harus dipercepat agar target rehabilitasi 600 sampai 620 ribu hingga tahun 2024 yang disampaikan Presiden di event internasional dapat terwujud," tegasnya.
Luhut menyampaikan dia akan bertemu dengan mantan Senator Amerika Serikat (AS) John Kerry dan Obama membahas penanaman mangrove. Dalam pertemuan itu, Luhut akan menunjukkan bahwa Indonesia sudah mencoba melakukan perubahan iklim, salah satunya dengan menanam mangrove.
"Tanggal 17 nanti saya bertemu dengan John Kerry, kami makan malam saya udah minta Bu Siti saya mau putar film ini juga, dan waktu saya bertemu Obama hari berikutnya, saya juga akan sampaikan ini di depan Obama tunjukkan ini Indonesia bekerja tidak hanya bicara, karena Anda yang mencanangkan dulu ikut Paris Agreeement, tapi kalian juga yang meninggalkannya, saya akan bicara. Jadi Indonesia lead by sample, kita tidak sehebat kalian janji-janji 100 miliar Dollar, tapi tidak bisa dieksekusi. Saya akan bicara terbuka, karena nggak bisa kita hanya omong aja, jadi our program 620 ribu hektar for the next 3 year we're going deliver, itu akan kita sampaikan ke mereka," tutur Luhut.
Seperti diketahui, Paris Agreeement adalah sebuah persetujuan dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengawal reduksi emisi karbon dioksida efektif yang akan mulai berlaku pada tahun 2020. Persetujuan ini dibuat pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 di Paris, Prancis.
Tentang Peta Mangrove Nasional 2021
Peta Mangrove Nasional 2021 disusun KLHK bersama Badan Restoirasi Gambut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, BRIN yang didukung Kemenko Marves. Penyusunan peta mangrove telah disusun secara bertahap sejak tahun 2013 dimulai Pulau Jawa, Sumatera hingga Papua pada tahun 2019.
Perubahan tutupan mangrove di beberapa tahun terakhir mengakibatkan kegiatan pemutakhiran Peta Mangrove Nasional 2021 penting untuk diselenggarakan terkait keberadaan dan sebaran mangrove, pemutakhiran Peta Mangrove Nasional dilaksanakan berdasarkan acuan SNI 7717-2020. Tahapan diawali pengumpulan citra dan peta pendukung lainnya, selanjutnya proses deliniasi interpretasi citra pada tutupan mangrove, serta survei lapangan atau groundcheck, pada tahapan tersebut selalu dilakukan kontrol kualitas yang hasilnya dikompilasi tingkat pusat.
Hasil Peta Mangrove Nasional 2021 adalah memetakan mangrove existing dengan 3 kelas mangrove yaitu mangrove jarang, mangrove sedang, dan mangrove lebat. Kemudian Peta Mangrove Nasional kali ini terdapat potensi habitat mangrove yang merupakan informasi tambahan yang secara karakteristik sesuai untuk tumbuh mangrove. Penyusunan atau pemutakhiran Peta Mangrove Nasional ini ditujukan agar dapat menjadi acuan kondisi awal atau baseline dalam program atau pengambilan kebijakan terhadap ekosistem mangrove secara efektif dan efisien.(dtc)