Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tahun 2022 diyakini akan menjadi tahun yang bersahabat bagi pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mendapatkan sentimen positif dari pemulihan ekonomi.
Dalam risetnya, Mirae Asset Sekuritas meyakini pemulihan ekonomi di Indonesia akan terjadi di 2022. Pemerintah sendiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 di kisaran 5,2%.
Optimisme tersebut tentu bisa menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia, khususnya pasar saham. Head of Research Investment Strategist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memproyeksikan, IHSG bisa menguat hingga ke level 7.600 pada 2022 mendatang.
Proyeksi tersebut didasarkan pada pertumbuhan kinerja positif emiten yang terus berlanjut dan preferensi para pemodal asing yang menilai bahwa pasar saham negara-negara berkembang memiliki kinerja yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju.
Menurut Hariyanto, Indonesia masih akan mendapatkan berkah dari harga komoditas yang diproyeksikan tetap tinggi di tahun depan. Hal ini menyusul besarnya eksposur RI akan ekspor barang komoditas. Momentum tersebut akan mengerek transaksi ekspor Indonesia secara keseluruhan yang pada akhirnya bisa mendorong ekonomi dan kinerja perusahaan tumbuh lebih tinggi.
"Secara historis, dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia akan meningkat ketika harga komoditas tinggi, seperti yang terjadi pada 2013-2014 dan 2020-2021. Oleh karena itu, di tahun 2022 aliran dana asing diperkirakan akan terus masuk ke pasar saham domestik sejalan dengan masih tingginya harga komoditas," paparnya.
Meski begitu jalan IHSG juga akan dihadapkan beberapa rintangan, salah satunya adalah Bank Sentral AS yang diperkirakan akan mempercepat kebijakan tapering atau mengurangi pembelian obligasi di pasar dan menaikkan suku bunga acuan untuk menahan laju inflasi yang sudah melambung tinggi.
Hariyanto mengingatkan, ketika The Fed memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan dan menurunkan nilai neraca ketika inflasi melejit pada 2015-2019 lalu, IHSG justru menguat ditopang saham-saham sektor perbankan (JAKFIN).
"Menurut kami, dampak kebijakan normalisasi yang akan dilakukan The Fed nanti akan sangat terbatas," tutur Hariyanto.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo. Dia bahkan memprediksi IHSG bisa mencapai level 7.500 di 2022.
"Prediksi kami dengan mempertimbangkan banyak faktor maka IHSG utk akhir tahun depan 2022 ada di level 7.500," tulisnya.(dtf)