Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ekonomi Amerika Serikat (AS) di 2021 tercatat tumbuh 5,7%. Pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam ini merupakan rekor tertinggi sejak 1984.
Meski begitu, analis memperkirakan pertumbuhan ekonominya akan melambat di tahun ini. Hal ini karena pemerintah mengurangi pengeluaran stimulus dan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga. Risiko lainnya juga karena inflasi yang tinggi dan ancaman varian baru COVID-19, yaitu Omicron.
"Gelombang Omicron berarti membuat pertumbuhan ekonomi 2022 jadi tertekan dan akan menjadi selama sisa tahun ini juga," kata Ekonom Senior AS di Capital Economics, Andrew Hunter dikutip dari BBC, Jumat (28/01/2022).
Pertumbuhan ekonomi AS yang berhasil menduduki kinerja terbaiknya ini, dibantu dari konsumsi masyarakat dan stimulus pemerintah. Bahkan, produk domestik bruto juga berkontraksi sebesar 3,4% saat pandemi melanda.
Presiden AS Joe Biden mengatakan angka-angka itu bukanlah 'kebetulan' melainkan berkat upaya pemulihan ekonomi dari pemerintah. Joe Biden menjelaskan pemerintah mulai mendesak Kongres untuk bergerak maju dengan rencana pengeluaran tambahan yang difokuskan seperti pada energi terbarukan dan manufaktur.
Tetapi, dengan agenda Biden yang saat ini terhenti di Kongres, kemungkinan Ia harus bekerja tanpa upaya itu melainkan mendapat lebih sedikit bantuan dari bank sentral Amerika.
Melihat agenda Biden, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan para pejabat berencana untuk menaikkan suku bunga utamanya pada bulan Maret untuk pertama kalinya sejak 2018. Ia mengatakan, perekonomian AS tidak lagi butuh biaya pinjaman ekstra rendah untuk membantu seperti yang dilakukan pada tahun 2020 silam.(dtf)