Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang Sidempuan. Kerupuk lipat rasa udang milik Jandri tergolong sukses. Dalam kurun tujuan tahun Jandri sudah memilki omset ratusan juta per tahun. Kesuksesan usaha kerupuk ini tak luput dari dorongan Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Benar bang memulai usaha ini awalnya meminjam lewat BRI program pemerintah yang namanya KUR," ujar Jandri (23) saat ditemui di rumahnya Batunadua, Kota Padang Sidempuan, Kamis (3/3/2022).
Jandri bercerita, dirinya memulai usaha kerupuk tahun 2015. Saat itu ia baru saja menikah. Bermodalkan pinjaman KUR Rp.7 juta ditambah uang hasil penjualan emas milik istrinya sebesar Rp 10 juta atau Rp 17 juta modal awal merintis usaha.
Berbekal ilmu yang didapat menjadi buruh atau pekerja di pabrik kerupuk orang lain membuatnya mahir dalam menghasilkan berbagai macam kerupuk rasa berbeda. Kini kerupuk hasil olahan Jandri banyak ragam ada kerupuk lipat, kerupuk jaring, dan kerupuk jange.
Awal usaha dimulai dirumah mungil miliknya. Merangkak usahanya bertumbuh sedikit demi sedikit lahan kosong disisi kanan dibeli, kemudian lahan yang sekarang jadi pabrik. Kemudian kembali diperluas akhirnya lahan didepan rumahnya sudah milik Jandri.Sekarang lahan tersebut menjadi tempat penjemuran dan rumah baru yang sedang dalam proses.
Jandri sendiri menjadi satu contoh usaha sukses binaan Bank BRI. Standing banner cerita usaha sukses Jandri terpajang di sudut Bank BRI Unit Cabang Padang Sidempuan Batunadua. Usaha kerupuk ini dinilai berhasil mengelola dana yang disalurkan pemerintah. Satu usaha yang ekonominya bangkit kendati dimasa pandemi.
Jandri mengucapkan terima kasih atas bantuan pinjaman modal BRI, karena dengan dana tersebut usahanya bisa berkembang seperti sekarang.
Berkat pembayaran cicilan tepat waktu dan lancar Jandri mendapat kepercayaan Bank terbukti sudah beberapa meminjam modal melalui program KUR.
Jandri mengakui sebesar seratus juta baru saja di realisasikan bank BRI untuk pengembangan usahanya.
"Berkat pembayaran cicilan yang baik, ini keempat kali meminjam Alhamdulillah nominal yang diberikan Rp 100 juta,"kata Jandri.
Saat ini Jandri telah memiliki 10 karyawan dan 8 orang pedagang yang menjajakan dagangannya untuk wilayah kota Padang Sidempuan maupun luar daerah. Hasil produksi kerupuk Jandri kini telah merambah keluar keluar daerah Kota Padang Sidempuan termasuk pelosok Kabupaten Tapanuli Selatan.
Tak Pernah Hitung Omset
Dimasa pandemi seperti sekarang bagi Jandri sulit untuk menghitung omset harian, karena tidak normalnya biaya produksi termasuk harga minyak dan tepung mengalami kenaikan yang tidak normal.
Walau tak pernah menghitung omset per hari maupun dalam satu bulan Jandri tetap optimis omsetnya berlebih setelah biaya produksi dan upah karyawan dibayarkan.
"Sulit rasanya menghitungnya bang, paling setelah semua utang dibayarkan termasuk gaji karyawan sisanya dibelikan emas, begitulah selama ini," katanya.
Menurutnya rata-rata satu hari dia membutuhkan dana sekitar Rp 2,5 juta kalau dikalikan dalam satu bulannya sekitar Rp 75 juta atau sekitar Rp 900 juta per tahun. Dalam sehari karyawan Jandri rata-rata memproduksi 400-500 bungkus kerupuk. Harga kerupuk ditingkat pengecer dijual Rp 10.000 per bungkus.
Dari perjalan usahanya Jandri tetap optimis usaha bangkit kendati dimasa pandemi Covid-19. Namun keluhan yang dirasakan bukan pada produksi melainkan harga minyak goreng dan juga tepung sebagai bahan pembuatan kerupuk mengalami kenaikan.
Dia berharap pemerintah hadir menstabilkan harga sehingga produksi usaha seperti dirinya bisa nyaman.