Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tiga anak di DKI Jakarta meninggal dunia usai terkena infeksi hepatitis 'misterius' yang belum diketahui penyebabnya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan baru ada 3 kasus itu saja yang ditemukan di Indonesia.
"Saat ini baru 3 orang yang suspek ya," ujar juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dimintai konfirmasi, Selasa (3/5/2022).
Nadia mengungkapkan belum ada pasien yang dirawat karena penyakit serupa. Namun, dia meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap hepatitis 'misterius' ini.
"Belum (ada pasien lain) sampai saat ini. Oleh karena itu kita minta waspada," ucapnya.
Sebelumnya, Kemenkes meningkatkan kewaspadaan terkait kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di sejumlah negara. Di Indonesia sendiri, 3 anak dilaporkan meninggal dengan dugaan hepatitis akut.
Ketiga anak yang meninggal dirawat di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Ketiganya meninggal dalam rentang 2 pekan hingga 30 April 2022.
"Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat," tulis Kemenkes dalam siaran pers, Minggu (1/5/2022).
Pasien mengalami gejala sebagai berikut:
Mual
Muntah
Diare berat
Demam
Kuning
Kejang
Penurunan kesadaran
Kemenkes saat ini tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab kematian 3 anak tersebut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI akan melakukan penyelidikan epidemiologi.
Komisi IX DPR Pantau
Komisi IX DPR RI mengaku masih mendalami temuan hepatitis 'misterius' itu. Komisi IX akan menanyakan temuan ini ke Kemenkes dalam sidang ke depannya.
"Kami masih dalami hal ini," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena kepada wartawan, Senin (2/5).
Dihubungi terpisah, anggota Komisi IX DPR Krisdayanti memastikan kemunculan hepatitis baru itu akan dijadikan perhatian oleh pihaknya. Terlebih, hepatitis akut ini telah memakan korban jiwa.
"Menurut hemat saya, hepatitis yang sudah ada A, B, C, D, dan E semuanya dapat menular dan dapat menyebabkan kematian. Apalagi jika ada dugaan muncul virus hepatitis baru yang telah menelan korban, pasti akan menjadi perhatian komisi IX," kata Krisdayanti.
"Kita sudah belajar banyak dari pandemi COVID-19 yang telah seluruh dunia hadapi. Semua pasti setuju bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati," sambungnya.
Krisdayanti meminta pemerintah memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai dugaan hepatitis akut ini. Dia menyebut imbauan awal diperlukan, walaupun penyebabnya belum diketahui hingga saat ini.
"Supaya tidak menelan korban lagi, sebaiknya masyarakat diberikan informasi dan edukasi, bahwa ada virus yang diduga hepatitis akut, telah menelan korban, tanda-tanda seperti apa. Meski penyebabnya belum diketahui, tapi minimal ada imbauan awal. Sehingga orang tua lebih waspada ketika ada tanda-tanda yang mirip tidak dianggap sepele karena kurangnya informasi," kata Krisdayanti.(dtc)