Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Paris - Carlo Ancelotti berbicara soal kemenangan Real Madrid atas Liverpool di final Liga Champions. Pelatih El Real itu menilai gaya main The Reds gampang ditebak, sehingga memudahkan dirinya dalam meracik antitesis dari taktik Juergen Klopp.
Dalam laga di Stade de France, Minggu (29/5/2022) dini hari WIB, Liverpool tampil mendominasi. Sadio Mane dkk tampil begitu menekan, mengambil penguasaan bola, juga menciptakan begitu banyak peluang.
24 tembakan berbanding 4 menjadi gambaran keunggulan Liverpool dalam menyerang jika dibandingkan dengan Real Madrid. Namun kita tahu siapa yang menjadi juaranya, yakni yang bisa mencetak gol meski hanya sebiji.
Barisan belakang Madrid mampu meminimalkan ancaman yang hadir ke gawang mereka. Jika Liverpool berhasil berkelit, ada Thibaut Courtois yang sigap mematahkan segala serangan. Sembilan shot on goal The Reds berhasil dimentahkan kiper Belgia itu.
Carlo Ancelotti memang memuji penampilan kipernya yang begitu luar biasa dan di luar imajinasinya, namun ia juga bukannya berharap pada keajaiban alam semata. Ia telah mempersiapkan 'penawar racun' untuk mengatasi serangan Liverpool yang mematikan.
"Jika melihat ke belakang, orang-orang mengatakan, oh PSG tidak beruntung, Chelsea tidak beruntung, Manchester City tidak beruntung, jadi (melawan Liverpool) ini adalah pertama kalinya orang-orang menilai kami seimbang," ujar Ancelotti kepada Sky Sport Italia, merujuk lawan-lawan Madrid di fase gugur.
"Liverpool lebih mudah diatasi ketimbang yang lain, karena mereka bermain dengan identitas yang jelas, jadi kami bisa mempersiapkan cara apa yang akan dilakukan. Kami tahu strategi apa yang harus dipakai, jangan berikan ruang di belakang bek yang bisa mereka manfaatkan untuk menerobos masuk."
"Mungkin permainan kami tak cantik-cantik amat malam ini, tapi bermain dari belakang yang justru memudahkan mereka menekan kami juga bukan ide bagus."
"Kami beberapa kali mengandalkan long ball, lalu ketika pressing yang mereka lakukan di wilayah kami berkurang, kami jadi bisa mengontrol bola lebih banyak, terutama di babak kedua," jelas Carlo Ancelotti. dtc