Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Mantan perdana menteri (PM) Rusia, Mikhail Kasyanov menyatakan tidak pernah membayangkan bahwa mantan bosnya, Presiden Vladimir Putin akan melancarkan perang skala penuh di Ukraina. Dia pun memperkirakan perang tersebut bisa berlangsung hingga 2 tahun.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (13/6/2022), Kasyanov yang menjadi perdana menteri Rusia dari tahun 2000 hingga 2004, merupakan mantan PM pertama Putin. Berbicara kepada AFP dalam sebuah wawancara video, dia mengatakan bahwa, seperti banyak orang Rusia lainnya, dia tidak percaya pada minggu-minggu menjelang perang bahwa itu akan benar-benar terjadi.
Pria berusia 64 tahun itu mengetahui bahwa Putin bukan cuma menggertak ketika dia melihatnya memanggil para pemimpin tertinggi negara itu untuk pertemuan dewan keamanan, tiga hari sebelum invasi pada 24 Februari.
"Ketika saya melihat pertemuan Dewan Keamanan Rusia, saya menyadari, ya, akan ada perang," kata Kasyanov yang memperjuangkan hubungan dekat dengan Barat sewaktu dirinya menjadi perdana menteri.
Dia menambahkan bahwa dia merasa bahwa Putin sudah tidak berpikir dengan benar... Bukan dalam arti medis tetapi dalam hal politik," katanya.
"Saya mengenal Putin yang berbeda," imbuhnya.
Kasyanov memperkirakan perang bisa berlangsung hingga dua tahun dan mengatakan sangat penting bahwa Ukraina menang.
"Jika Ukraina jatuh, negara-negara Baltik akan menjadi yang berikutnya," katanya.
Menurutnya, hasil perang juga akan menentukan masa depan Rusia.
Setelah dipecat oleh Putin, Kasyanov bergabung dengan oposisi Rusia dan menjadi salah satu kritikus Kremlin yang paling vokal.
Dia sekarang adalah pemimpin oposisi Partai Kebebasan Rakyat, atau Parnas.
Kasyanov mengatakan dia telah meninggalkan Rusia karena perang di Ukraina dan tinggal di Eropa. Namun, dia menolak untuk mengungkapkan lokasinya karena mengkhawatirkan keselamatannya.
Sebelumnya, sekutu dekat Kasyanov dan sesama politisi oposisi, Boris Nemtsov ditembak mati di dekat Kremlin pada tahun 2015.
Kritikus paling terkenal Putin, Alexei Navalny (46) diracun pada tahun 2020 dan sekarang mendekam di penjara.(dtc)