Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan induk Facebook, Meta Platform Inc (META.O) mengumpulkan US$ 10 miliar atau Rp 150 triliun (kurs Rp 15.000) dalam penawaran obligasi pertamanya. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mendanai pembelian kembali saham dan investasi untuk mengubah bisnisnya.
Penawaran ini akan membantu Meta untuk membangun neraca yang lebih tradisional dan mendanai beberapa inisiatif mahal, seperti realitas virtual metaverse.
Dilansir Reuters, Rabu (1/8/2022), penawaran itu terdiri atas obligasi dengan jangka waktu mulai dari 5-40 tahun, dan menerima lebih dari US$ 30 miliar dari investor. Sementara itu, dari segi permintaan condong ke obligasi dengan tenor yang lebih panjang.
Di antara para perusahaan teknologi besar, Meta adalah satu-satunya yang tidak memiliki utang dalam pembukuannya. Dengan mencoba mengambil peluang pasar saat ini akan membantunya membangun neraca yang lebih tradisional. Hal ini bisa memberi lebih banyak sumber keuangan karena mencoba mendanai beberapa produk inovasi bernilai tinggi, seperti realitas virtual metaverse dan produk video pendek Reels saat tumpukan uangnya menipis.
Sementara itu, sumber yang menolak disebutkan mengatakan, Meta mulai bekerja dengan sungguh-sungguh menyangkut penawaran ini selama beberapa bulan terakhir.
Di sisi lain sumber menambahkan, Meta memutuskan untuk meluncurkan penawaran setelah merilis pendapatannya akhir Juli. Di mana, Meta merilis perkiraan yang kurang baik dan mencatat penurunan pendapatan per kuartal untuk pertama kalinya, disertai ketakutan resesi dan tekanan kompetitif yang membebani penjualan iklan digitalnya.
Sumber juga mengungkapkan, kebangkitan pasar obligasi korporasi selama sebulan terakhir ini memberi Meta kesempatan untuk memanfaatkan pasar di tengah ketidakpastian suku bunga. Lebih lanjut, jatuh tempo yang bervariasi dari penawarannya akan memberikan lebih banyak pilihan pendanaan di masa depan.
Hal ini disebabkan oleh para investor yang bergegas kembali ke pasar obligasi dan berharap perjuangan bank sentral AS melawan inflasi melalui kenaikan suku bunga yang agresif mulai berdampak.
Sementara itu, raksasa teknologi lainnya seperti Apple Inc (AAPL.O) dan Intel Corp (INTC.O) juga baru-baru ini menerbitkan obligasi, masing-masing mengumpulkan US$ 5,5 miliar dan US$ 6 miliar.(dtf)