Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Panyabungan. Harga karet di pasar penjualan karet Pasar Sinonoan, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Rabu (14/9/2022), hanya Rp 7.000/ Kg. Harga ini turun Rp 500 dari sebelumnya.
Saddam Nasution, warga Desa Pintu Padang Julu salah seorang petani karet kampung mengeluhkan rendahnya harga jual karet yang terus semakin menurun, disisi lain segala kebutuhan semakin naik di akibatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.
“Bagaimana nantinya kelangsungan kebutuhan rumah tangga saya jika harga karet yang menjadi penghasilan utama terus menurun setiap minggu sementara kebutuhan rumah tangga naik,” sebutnya.
Diceritakannya, penghasilan karet perminggu hanya sebanyak 50 Kg dengan harga jual Rp 7.000/Kg. Sementara anaknya 5 orang dan sudah ada yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan ada di pesantren yang butuh uang transportasi setiap harinya, belum lagi kebutuhan dapur.
“Pemerintah harus memberikan perhatian kepada petani karet agar tetap bisa bertahan hidup karena penghasilan kami selama ini Cuma menyadap batang karet supaya terjual getahnya,” sebutnya.
Nur Halimah, penyadapa karet yang dijumpai di Pasar Sinonoan mengatakan, untuk kebutuhan sehari-hari dari menyadap karet saat ini tidak cukup akibat dari rendahnya harga jual karet.
“Ongkos angkutan juga saat ini sudah naik bahkan harga beras juga ikut naik apalagi harga cabai yang semakin pedas,” sebutnya.
“Pemerintah pusat sampai daerah kiranya perlu memberikan perhatian kepada kami petani karet terkait harganya yang semakin hari semakin menurun disisi lain yang menjadi kebutuhan khusus semakin naik,” harapnya.
Sementara, Zulhamdi salah seorang pengepul karet, mengatakan, memang harga karet secara global terus menurun sehingga harus sesuaikan dengan harga dipasaran.
“Kita hanya menyesuaikan penurunan harga yang terjadi. Tentu kita juga tidak mau mengalami kerugian akibat dari penurunan harga secara global,” sebutnya.