Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kekhawatiran akan resesi yang dipicu oleh penurunan harga minyak mentah dunia, telah memicu penurunan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) belakangan ini. Saat ini harga CPO ditransaksikan di level MYR3.483/ton. Kinerja harga CPO diperkirakan bakal terus melandai ke level MYR3.000/ton.
Selain kekhawatiran akan resesi, CPO juga tertekan oleh ekspektasi membaiknya sisi pasokan yang lagi-lagi akan menekan kinerja harga CPO nantinya. Harga CPO tengah mendapatkan pukulan ganda yang bisa membuat harga sawit di tingkat petani kian tergerus. Dan sejauh ini ekspektasi buram terkait dengan harga CPO kian lantang terdengar seiring dengan ancaman resesi yang kian dekat.
"Melihat harga CPO saat ini, petani memang mulai cemas harga pekan ini akan turun lagi. Bahkan bisa-bisa nanti harga rata-rata TBS di daerah penghasil sawit di Sumut lebih rendah dari pekan lalu yang berkisar Rp1.750 hingga Rp2.295/kg," kata Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, Selasa (27/9/2022).
Gus mengatakan, kekhawatiran petani cukup beralasan karena tiga pekan belakangan harganya fluktuatif namun cenderung turun. Padahal, untuk mendapatkan harga saat ini, petani menunggu lama setelah sempat anjlok di bawah Rp1.000/kg.
Bagi Sumatra Utara (Sumut), sawit menjadi salah satu sumber ekonomi terbesar. Penurunan harga CPO jelas akan menurunkan kinerja perekonomian Sumut yang sebagian besar dari hulu ke hilir bergantung dari sawit. Jika berkaca kepada data, harga CPO dunia sempat bertahan stabil dalam waktu yang cukup lama dikisaran MYR2.400-2.500/ton.
Harga CPO sempat bertahan dalam rentang MYR2.000 hingga MYR3.000/ton selama 10 tahun (sekitar tahun 2010 ke 2020), seakan memberikan gambaran akan prospek harga sawit kedepan. "Sekalipun kita berandai-andai bahwa skenario terburuk harga CPO kembali ke harga tersebut. Tetapi kondisi saat ini sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana saat ini petani kita mengalami tekanan seiring dengan kenaikan harga pupuk, pestisida, upah panen dan kenaikan biaya pengeluaran sehari hari," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin.
Dia menambahkan, situasi ekonomi saat ini berbeda, dan tentunya sangat diharapkan harga CPO bisa di atas MYR3000-an/ton untuk mengkompensasi semuanya. Tahun ini dan tahun depan sepertinya bukan menjadi tahun yang baik bagi industri kelapa sawit.
"Ancaman ekonomi yang lebih besar tengah mengintai kita dengan kondisi ekonomi yang sulit diprediksikan. Namun, sejauh ini banyak yang berkeyakinan bahwa kondisi ekonoi tahun depan adalah masa suram dengan resesi yang akan terjadi dibanyak negara. Dan tentunya tidak akan menguntungkan bagi kelapa sawit kita," kata Gunawan.