Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis terkesan membela habis-habisan salah satu bawahannya yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumut, Dahliana. Padahal, di bawah kepemimpinan Dahliana, cabang olahraga (cabor) silat di ajang Porporvsu 2022 yang baru berakhir kemarin, mengalami kericuhan akibat sejumlah kecurangan yang terjadi.
Salah satu fakta kecurangannya adalah hadirnya sejumlah pesilat luar atau bukan asli daerah Sumut yang mendadak masuk kontingen Pengcab IPSI Deli Serdang di ajang Porprovsu 2022. Tidak itu saja, pesilat tersebut bahkan sengaja dimenangkan oleh wasit juri saat pertandingan. Hal ini bahkan membuat ketua panitia cabor Silat Porprovsu 2022, H (Purn) Enjang Bahri mengundurkan diri.
Tapi hal itu dibantah semua John Ismadi dengan mengklaim itu adalah atlet Sumut yang merantau ke luar daerah namun memutuskan kembali karena tahu Sumut akan menjadi tuan rumah PON sehingga ingin pulang ke kampung halamannya. Soal keputusan wasit juri dalam pertandingan itu pun menurutnya hanya kesalahpahaman saja.
"Ini kan harus kita apresiasi, apalagi Pak Gubernur bilang 'hei anak-anak Sumut yang berhasil di luar kapan lagi kalian bela kampung halaman kalian'. Artinya ini kan bagus juga. Saya banyak kedatangan loh atlet minta balik ke Sumut, mereka bilang mau berjuang bersama Sumut, ya silahkan," kata John Ismadi saat dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Minggu (6/11/2022).
Menurut John, dirinya mempersilahkan atlet-atlet berprestasi balik ke Sumut tapi dengan catatan harus diseleksi.
"Makanya ikut Porprov ini mereka kan, kalau bagus ya kita ambil kalau kalah ya kita pulangkan," jawab John.
Ditanya soal pesilat yang dituding berasal dari atlet DKI Jakarta, tetap John mengklaim kalau itu atlet Sumut yang berkiprah di luar. Disinggung para pesilat Sumut tidak ada satu pun yang kenal, John kembali membela kalau atlet tersebut berlatih di luar Sumut.
"Macam mana mau kenal kalau dia berkiprah di luar sana. Itu banyak, tidak berlatih di Sumut tapi besar di luar, kalau dia mau kembali masa kita tolak tapi ya itu tadi harus dites dulu sebagai ujiannya," kata John.
John mengklaim pihaknya tidak ada melakukan transaksi jual beli atlet. Bahkan menyebut hal ini tidak ada bedanya dengan naturalisasi di sepakbola.
"Pemain keturunan Indonesia mau pulang masa gak kita tampung," kata John mengumpamakan.
Saat ditanya bila pesilat itu benar bukan lah orang Sumut apakah ada sanksinya, kembali lagi John 'pasang badan' dengan menyebut kalau daerah asal si atlet tersebut ada komplain atau tidak.
"Gak usah kita lihat di provinsi kita, yang harusnya komplain itu adalah daerahnya sana, jadi lucu juga kalau ada kabupaten/kota keberatan ada orang yang masuk ke sini. Tapi misalnya provinsi lain yang keberatan ada atletnya pindah ke sini itu baru wajar," bela John lagi.
Hal ini menurut John disebabkan nuansanya adalah pekan olahraga provinsi, sehingga atlet yang mengusung medali namun ada yang masuk lebih bagus sehingga dirinya menjadi gagal.
"Tapi ayolah kita sama-sama membicarakan untuk kepentingan Sumut, tidak ada kepentingan lain, kalau ada terganggu kepentingan kabupaten/kota saya minta maaf hal ini bisa sampai terjadi, tak bisa terkontrol saya semua itu, yang tahu itu pasti pengprov cabang olahraga dan kabupaten/kota-nya, kita hanya pelaksanaan dan seleksi dan waktu keabsahan kemarin tidak ada yang komplain tapi kenapa jadi menang malah jadi masalah, harusnya sudah masuk pertandingan jangan lagi lah dipermasalahkan," bela John lagi.
Disoal apakah dengan kisruh yang terjadi di IPSI Sumut ini akan berdampak pengaruh dengan persiapan target medali di PON nanti, John mengaku hal itu tidak berpengaruh.
"Saya rasa beda pembinaan organisasi dengan pembinaan prestasi, kalau pelatdanya berjalan dengan baik maka masalah organisasinya atau pengurusnya bersiteru itu silahkan saja asal jangan diganggu (atlet) pelatdanya, saya rasa riak-riak di organisasi olahraga sudah biasa kok," jawab John enteng.
Disinggung soal sosok Dahliana (salah satu pengurus teras KONI Sumut) yang sudah memimpin 23 tahun IPSI Sumut namun gagal prestasi, John balik mempermasalahkan pengcab kabupaten/kota yang memilihnya.
"Yang memilih (Dahliana) itu siapa, kan pengcab (kabupaten/kota)-nya kan? Jadi kenapa dibilang sudah sekian tahun menjabat (minim prestasi), tapi dia mayoritas suaranya, aklamasi. Makanya saya mempertanyakan yang bilang dia sudah terlalu lama itu siapa dan memilih dia itu siapa, jangan ada kejadian begini langsung disalahkan disebut sudah terlalu lama menjabat. Intinya KONI tidak mencampuri organisasi cabang olahraga, pilihlah (sosok) yang terbaik," bela John mengakhiri.
Namun informasi diperoleh, apa yang dikatakan John Ismadi tadi berputar balik dengan keterangan salah satu pejabat teras KONI Sumut lainnya. Menurut pria yang enggan namanya dicatut ini, terdapat sejumlah pesilat yang ikut Porprovsu 2022 itu memang adalah pesilat dari personel Kostrad TNI yang ditunjuk pindah ke Sumut.
"Kan biasa begitu TNI/Polri dipindahtugaskan dari daerah asalnya ke daerah lain, nah itulah mereka ditunjuk Panglima pindah ke Sumut makanya dipakai, kalau bagus ya syukur kalau kalah ya tidak dipakai," jawabnya.
Akan tetapi, bukan hanya prajurit TNI saja namun terdapat sejumlah pesilat lainnya dari luar Sumut yang dimainkan oleh kontingen IPSI Deli Serdang. Mereka diduga sengaja "dibeli" oknum pengurus IPSI Sumut dari DKI Jakarta yakni 1 pesilat putri dan 2 putra yang bermain di sektor tunggal putri, ganda putra, dan beregu putri Porprovsu 2022 kemarin.
Hal ini semakin meruncing karena dalam pertandingan itu pesilat "asing" tersebut sengaja dimenangkan wasit juri atas arahan oknum petinggi IPSI Sumut tersebut.
Sebelumnya Ketua IPSI Sumut Dahliana menjelaskan, tidak ada keberpihakan wasit juri sehingga sejumlah atlet tertentu dimenangkan.
"Itu tidak benar (curang), soal ketua panitia (Enjang Bahri) mau mundur itu haknya apabila ingin mundur," kata Dahliana.