Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengendalian inflasi Sumatra Utara (Sumut) berdampak positif ke angka pengangguran. Tercatat angka pengangguran Sumut pun menurun.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengatakan angka pengangguran Sumut pada September 2022 menjadi 8,33% dari sebelumnya 8,44% di Maret 2022.
"Kemiskinan menurun 0,09 poin," ujar Gubernur Edy Rahmayadi kepada wartawan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (18/01/2023).
Adapun 0,09 poin itu adalah sebanyak 6.100 jiwa. Edy Rahmayadi mengatakan Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan. Artinya berkurangnya ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin atau penyebaran pengeluaran semakin lebih baik.
Keberhasilan pengendalian inflasi yang mempengaruhi penurunan angka kemiskinan Sumut itu, menurut Edy Rahmayadi, tidak terlepas dari ketepatan pengalokasian anggaran.
"Kenaikan BBM pada September menaikkan inflasi sampai 1%, namun pada bulan berikutnya Pemprov berupaya menahan laju inflasi dengan memberikan bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai, bantuan sembako dan intervensi program di sektor riil, berupa bantuan kepada petani, nelayan dan UMKM berupa pemberian bibit dan peralatan," katanya.
Selain itu, untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat Pemprov Sumut juga bekerja sama dengan Bulog dan distributor pangan, melakukan operasi pasar dan pasar murah terhadap berbagai komoditi terutama komoditi beras yang bertujuan menahan laju inflasi.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait, menambahkan disamping intervensi yang dapat mengurangi pengeluaran masyarakat melalui pengendalian inflasi dan pemberian bantuan-bantuan, Pemprov Sumut juga melakukan intervensi melalui peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dengan berbagai program peningkatan pertumbuhan ekonomi seperti pemberdayaan UMKM.
Kemudian peningkatan pelayanan dasar seperti penyediaan air minum perpipaan, perbaikan infrastruktur ekonomi dengan membangun jalan provinsi dan pembangunan irigasi. Serta peningkatan KUR untuk menyediakan permodalan yang murah bagi UMKM dengan melibatkan perbankan di Sumut.
Sesuai arahan Gubernur Edy Rahmayadi, ujar Naslindo lebih lanjut, diharapkan pada tahun 2023 lebih difokuskan penanganan kemiskinan ekstrim melalui berbagai program yang ada di setiap OPD.
Misalnya perbaikan rumah, sanitasi, lansia, masyarakat pesisir dan pemberian beasiswa kepada mahasiswa, serta terus menggalakkan iklim investasi yang kondusif, yang bisa membuka lapangan kerja baru, dan terus mengendalikan inflasi agar tetap terjaga.
Disampaikan juga, faktor lain yang mengurangi angka kemiskinan ini adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III yang dapat tumbuh sebesar 4,97% lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yakni 3,95% dan juga menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2022 sebesar 6,16% atau turun sebesar 0,17%.
"Penurunan kemiskinan ini juga tidak lepas dari sinergi program yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota yang ada di Sumut," kata Naslindo.