Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Saham perusahaan pembuat chip asal Amerika Serikat (AS), Intel Corp (INTC.O) ditutup 6,4% lebih rendah. Hal ini membuat nilai perusahaan turun US$ 8 miliar atau sekitar Rp 119,8 triliun (kurs Rp 14.981/dolar).
Perusahaan memperkirakan kerugian yang mengejutkan untuk kuartal pertama. Adapun perkiraan pendapatannya adalah US$ 3 miliar di bawah perkiraan karena bisnis yang melambat.
Sebagai informasi, saham Intel ditutup 6,4% lebih rendah, sementara saingannya Advanced Micro Devices (AMD.O) dan Nvidia (NVDA.O) mengakhiri sesi masing-masing naik 0,3% dan 2,8%. Pemasok Intel KLA Corp (KLAC.O) menetap 6,9%, lebih rendah setelah perkiraan suram.
"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan atau menjelaskan keruntuhan bersejarah Intel," kata Managing Director Rosenblatt Securities Hans Mosesmann, dikutip Reuters, Minggu (29/1/2023).
Prospek yang buruk menekankan tantangan yang dihadapi Kepala Eksekutif Pat Gelsinger saat ia mencoba membangun kembali dominasi Intel di sektor tersebut dengan memperluas manufaktur kontrak dan membangun pabrik baru di Amerika Serikat dan Eropa.
Perusahaan terus kehilangan pangsa pasar dari saingan seperti AMD, yang telah menggunakan pembuat chip kontrak seperti TSMC (2330.TW) yang berbasis di Taiwan untuk membuat chip yang melebihi teknologi Intel.
"Chip Genoa dan Bergamo (pusat data) AMD memiliki keunggulan harga-kinerja yang kuat dibandingkan dengan prosesor Intel Sapphire Rapids, yang akan mendorong perolehan saham AMD lebih lanjut," kata analis di YipitData, Matt Wegner.
Analis mengatakan hal itu menempatkan Intel pada posisi yang kurang menguntungkan bahkan ketika pasar pusat data turun, yang diperkirakan pada paruh kedua tahun 2022. Hal itu karena perusahaan akan kehilangan lebih banyak saham pada saat itu.
"Sekarang sudah jelas mengapa Intel perlu memangkas begitu banyak biaya karena rencana awal perusahaan terbukti hanya fantasi," kata pialang Bernstein.
"Besarnya penurunan ini mencengangkan, dan mengkhawatirkan posisi kas perusahaan dari waktu ke waktu."
Intel, yang berencana memangkas biaya US$ 3 miliar tahun ini, menghasilkan US$ 7,7 miliar tunai dari operasi pada kuartal keempat dan membayar dividen sebesar US$ 1,5 miliar.
Dengan modal belanja sekitar US$ 20 miliar pada tahun 2023, analis mengatakan perusahaan harus mempertimbangkan pemotongan dividennya.(dtf)