Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kata 'soulmate' bisa berakhir apa saja dan diaplikasikan ke apa saja. Anda bisa saja menemukan belahan jiwa Anda di pasangan Anda, teman Anda, atau bahkan hewan peliharaan Anda. Tidak akan ada yang protes karena apa pun yang Anda alami secara pribadi adalah pengalaman personal yang tidak bisa disanggah siapa pun. Soulmate, sebuah film yang mengharu biru karya Min Yong-geun, membahas soal ini. Belahan jiwa kadang datang tanpa aba-aba. Ia hadir begitu saja dan siap mengubah hidupmu.
Tokoh utamanya adalah Ha-eun (Jeon So-nee) dan Mi-so (Kim Da-mi). Dari pertama ketemu, mereka seperti ditakdirkan untuk menjadi sahabat untuk selama-lamanya. Jenis sahabat yang akan menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Jenis sahabat yang akan selalu ada meskipun berbagai cobaan datang menghampiri mereka. Dua-duanya memiliki selera yang sama, hobi yang sama meskipun latar belakang mereka sangat berbeda.
Kalau Ha-eun lahir dari keluarga yang sangat fungsional (orang tuanya sangat suportif dan hadir dalam kehidupan anaknya), maka Mi-so berasal dari keluarga yang disfungsional. Ibu Mi-so sepertinya belum selesai dengan masalah hidupnya dan sampai di Pulau Jeju bukan pertama kalinya Mi-so pindah. Ini adalah ke sekian kalinya ia pindah sekolah. Tidak mengherankan jika dia muak dengan ini dan lari dari ibunya yang akhirnya mempertemukannya dengan Ha-eun.
Dua orang ini saling mengisi satu sama lain. Kalau Ha-eun terlihat agak terlalu berhati-hati, maka Mi-so liar dan meletup-letup. Mi-so adalah sosok impulsif yang akan memaksa Ha-eun untuk melakukan hal-hal gila. Dan biasanya Ha-eun akan bersedia melakukan apa pun demi sahabatnya itu. Kemudian muncullah sosok Jin-woo (Byeon Woo-seok), cowok ganteng yang merebut hati Ha-eun.
Soulmate bukan tentang cinta segitiga meskipun dia menghadirkan elemen itu. Ia lebih dari sekedar sebuah kisah cinta yang ribet meskipun film ini tone-nya memang agak menye. Soulmate yang merupakan remake dari film berjudul sama karya Derek Tsang ini dari awal sudah memasang tone yang sentimental. Gerakan kameranya halus, lengkap dengan tone yang sangat moody. Keputusan pembuat filmnya untuk menceritakan kisah ini secara tidak kronologis juga membuat suasana Soulmate menjadi sendu dari biasanya.
Cara bertutur yang non-linear ini mempunyai beberapa fungsi yang lumayan paten. Ia bisa dengan mudah sengaja menyimpan beberapa informasi demi kepentingan dramatisasi cerita. Tidak hanya hal ini sangat efektif untuk membuat penonton tertipu, karakter yang ada di dalam filmnya juga bisa kegocek. Teknik maju-mundur ini juga akhirnya membuat mood nostalgia menjadi kuat. Ada perasaan yang begitu dalam ketika saya melihat apa yang terjadi di masa lalu dan di masa sekarang. Dengan instan, saya langsung dekat dengan karakter-karakter utamanya.
Dua hal yang paling kuat dalam Soulmate adalah visual dan akting pemerannya. Sinematografi Soulmate tidak hanya terlihat sinematik, tapi juga mellow. Tone warnanya enak sekali dilihat. Penggunaan extreme wide shot dan close-up-nya cukup tepat guna. Sutradara Min Yong-geun menangkap akting terbaik dari pemerannya ketika kita melihat wajah mereka raksasa di layar. Di sana Anda akan melihat dari kebahagiaan sampai sakit hati. Baik Kim Da-mi dan Jeon So-nee memiliki chemistry yang sangat kuat, merekalah yang akan membuat banyak penonton meraih tisu di penghujung film.
Soulmate memang bukan film yang sempurna. Ada beberapa bagian dalam film ini yang terasa dragging. Editingnya kurang smooth sehingga beberapa bagian film terasa agak kepanjangan. Karakterisasi Jin-woo sebagai katalis juga kurang ditulis dengan tiga-dimensional. Dibandingkan dengan Mi-soo dan Ha-eun, Jin-woo seperti tidak punya label apa-apa selain 'cowok membingungkan yang ganteng'. Tapi meskipun begitu, Soulmate tetap tontonan yang 'menggetarkan'. Tonton film ini dengan 'soulmate' Anda dan rasakan cintanya. dtc