Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah China dikabarkan akan melarang para pegawai pemerintah memakai iPhone. Hal itu langsung berdampak buruk pada Apple di mana sahamnya turun sekitar 3% pada hari Kamis (7/9), menyusul penurunan 4% pada hari Rabu.
Pembatasan itu, meski belum diumumkan secara publik oleh pemerintah China, menimbulkan kecemasan bahwa produk Apple dapat terjebak dalam ketegangan internasional antara AS dan China.
Seperti dikutip detikINET dari CNBC, negara China, termasuk Hong Kong dan Taiwan, adalah pasar Apple terbesar ketiga,. Area itu menyumbang 18% dari total pendapatan sebesar USD 394 miliar. Di sana pula sebagian besar produk Apple dirakit.
Wall Street Journal melaporkan China telah memerintahkan pejabat di lembaga pemerintah pusat untuk tidak membawa iPhone ke kantor atau menggunakannya untuk bekerja. Larangan ini diduga dapat meluas ke perusahaan-perusahaan negara dan lembaga-lembaga yang didukung pemerintah.
Larangan terhadap semua pegawai pemerintah dapat mengurangi penjualan iPhone di China sebanyak 5%. Selain itu, analis Bernstein Toni Sacconaghi menilai hal ini akan jadi ancaman lebih besar jika larangan tersebut memberi sinyal bahwa masyarakat biasa harus melakukan hal yang sama.
"Mungkin yang lebih penting, pembatasan penggunaan iPhone di kalangan pegawai pemerintah dapat berdampak negatif terhadap penjualan di kalangan konsumen dan dapat menjadi bagian dari langkah pemerintah China yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan teknologi dalam negeri," tulisnya.
Dan Niles, manajer portofolio di Satori Fund, mengatakan dia menjual sahamnya di Apple. Selain soal pelarangan, dia menilai ada peningkatan persaingan dari vendor China seperti Huawei.
Pekan lalu, meluncur Huawei Mate 60 Pro yang menjadi topik hangat di media sosial di negara tersebut. Ponsel ini dibanderol USD 954, dan menggunakan chip buatan China dengan teknologi fabrikasi 7nm, yang seharusnya tidak bisa dibuat secara domestik.
Huawei masuk dalam daftar hitam AS tahun 2019 karena kekhawatiran teknologinya dapat memberi akses pada Pemerintah China. Langkah ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS seperti Google dan Qualcomm mendapatkan izin dari pemerintah AS sebelum memasok Huawei. Sanksi tersebut secara signifikan menghambat bisnis HP Huawei.
Akan tetapi Mate 60 Pro menimbulkan pernyataan soal efektifitas sanksi itu dan bahwa China kemungkinan sudah mulai mengejar ketertinggalan teknologinya. Ponsel baru Huawei itu memiliki chip yang diproduksi domestik dan menggunakan proses produksi 7 nanometer. Proses produksi yang lebih kecil cenderung menghasilkan chip yang lebih cepat dan efisien.(dtn)