Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
HIDUP di tengah gempuran media sosial bukanlah pengalaman baru yang kita alami dari seluruh proses perkembangan zaman. Pahit dan manis dari perkembangan zaman (medsos) ini telah kita nikmati dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda. Ada yang menikmatinya dengan menggunakan akal sehat tapi tidak sedikit yang grusa-grusu dan membabi buta.
Kehidupan bermedia sosial dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain secara signifikan. Dengan media sosial kita dapat terhubung dengan teman dan keluarga di berbagai belahan dunia dengan cepat, yang melampaui batasan jarak dan waktu.
Namun, dalam kehidupan bermedia sosial, tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Media sosial dapat bermanfaat untuk meningkatkan rasa sosial, pengetahuan serta memudahkan semua orang untuk menemukan dan berbagi informasi dengan cepat, seperti halnya isu politik, ekonomi dan isu sosial lainnya.
Namun di lain sisi, kita juga harus memperhatikan dampak negatifnya. Salah satunya yang sering terjadi adalah kecenderungan kita untuk merasa fear of missing out (FOMO), dengan arti lain takut ketinggalan.
Kehidupan bermedsos kadang membuat kita cemas dan khawatir bahwa kita akan melewatkan sesuatu yang penting jika tidak mengikuti setiap kegiatan di media sosial.
Peran medsos menjadi perhatian dalam mempengaruhi opini publik yang disebutkan dalam berbagai jenis media sosial. Informasi yang tidak adekuat dan disebarkan dengan bias di media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan pandangan masyarakat tentang suatu isu tertentu.
Kita harus tetap waspada dan bijak dalam menyikapi informasi yang ditemui, sehingga pengguna medsos tidak dapat terpengaruh oleh berita yang tidak adekuat/tidak akurat.
Dalam kehidupan bermedia sosial, kita juga harus berhati-hati dengan keamanan privasi seperti informasi pribadi. secara tidak sengaja dapat disalahgunakan oleh pihak lain di media sosial sehingga berdampak serius bagi kehidupan kita sendiri.
Seringkali, likes dan respons yang diterima berdasarkan informasi yang dibagikan menjadikannya sebagai dasar untuk mendorong kita bermedia sosial. Hal ini dapat membahayakan mental dan emosional, karena pengguna media sosial mengakui dirinya dengan mengaitkan nilai moral dalam bermedia sosial.
Selain itu, kehidupan bermedia sosial sering kali memperkuat paradigma, dimana seringkali terjebak dalam menghabiskan waktu untuk memperhatikan dan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain. Kita sebagai pengguna media sosial merasa tersaingi, sehingga menyibukkan diri mencari hal baru yang seakan unik dan berbeda dengan kehidupan orang lain.
Ada perbedaan yang signifikan antara kehidupan online dan offline. Beberapa orang yang sangat aktif di media sosial mungkin tidak memiliki kehidupan sosial yang sebanding di dunia nyata. Akan tetapi sebagai pengguna media sosial harus memperhatikan keseimbangan antara kehidupan online dan offline demi kesejahteraan kita sendiri.
Kehidupan bermedia sosial juga dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Perbandingan yang konstan dengan kehidupan orang lain, citra diri yang tidak sehat yang dipromosikan di media sosial dapat menyebabkan tekanan dan kecemasan yang berlebihan.
Terkadang, media sosial disalahgunakan oleh sebagian orang, untuk melakukan kekerasan dan pelecehan berbasis online berupa intimidasi, ancaman, dan penyebaran konten yang tidak pantas dapat dengan mudah terjadi di sosial media. Dalam kehidupan bermedia sosial, kita juga sering dilibatkan dalam konflik perdebatan yang tidak penting. Opini dan komentar yang tidak adekuat dapat memicu ketegangan dan permusuhan antar pengguna media sosial.
Media sosial juga memiliki dampak pada hubungan personal. Terkadang kita mengalami kesulitan dalam membedakan komunikasi online dengan komunikasi yang dilakukan secara langsung “face to face”. Memiliki ketergantungan pada media sosial dapat mengurangi kualitas interaksi antara satu dengan yang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kehidupan bermedia sosial juga dapat mempengaruhi produktivitas setiap orang. Seringkali menghabiskan banyak waktu dalam menggunakan medsos yang tidak memiliki manfaat sama sekali, sehingga lupa dan mengabaikan tugas yang wajib dikerjakan serta tanggung jawab yang lainnya. Hal ini dapat menghambat kemajuan pribadi dan profesionalisme masing-masing orang tergantung pada media sosial.
Namun, bukan berarti kehidupan bermedia sosial tidak memiliki manfaat. Media sosial dapat menjadi platform yang kuat untuk mempromosikan aksi sosial dan memberikan informasi penting.
Para pengguna media sosial juga bisa menggunakan medsos untuk mendapatkan perhatian publik, dan mobilisasi komunitas dalam kampanye sosial. Selain itu, media sosial juga menjadi tempat yang penting untuk berbagi pengetahuan, ide, dan inspirasi.
Semua orang bisa memanfaatkan media sosial untuk belajar dan bertukar pikiran dengan orang-orang dalam suatu pandangan yang berbeda.
Melalui media sosial kita juga dapat memperluas jaringan sosial dan membangun hubungan yang baru. Sebagai pengguna media sosial bisa mempelajari berbagai budaya, latar belakang, dan sudut pandang yang berbeda.
Inilah yang membuat media sosial menjadi sarana yang mampu memperkaya pengetahuan dan literasi yang bervariasi dari berbagai perspektif yang berbeda.
Kembali pada fokus tulisan ini, kehidupan bermedia sosial tentu saja memiliki manfaat dan tantangan tersendiri. Kita harus mengetahui dengan bijak, bahwa saat menggunakan medsos harus mendapatkan manfaat yang lebih besar dan dapat membawa keuntungan dalam kehidupan sosial dibanding dengan dampak negatifnya.
Kehidupan bermedia sosial sebaiknya menjadi alat untuk mendukung hubungan sosial, pengetahuan. Bukan justru media sosial digunakan untuk hal-hal yang tidak membangun dan merugikan kita sebagai pengguna maupun warganet.
Selanjutnya kehidupan bermedia sosial penting bagi kita untuk mengetahui betapa pentingnya etika dan moral dalam menjalin komunikasi di berbagai platform media sosial.
Kita harus mematuhi aturan dan norma-norma yang berlaku, seperti menghormati privasi orang lain, tidak menyebarkan informasi palsu, dan membantu menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
Selain itu, kita juga perlu memahami bahwa kehidupan bermedia sosial bisa mempengaruhi citra dan reputasi setiap orang yang menggunakannya. Konten yang dibagikan dan tindakan yang dilakukan dalam bermedia sosial dapat mencerminkan siapa kita yang sebenarnya.
Oleh karena itu, sebelum membagikan dan segala jenis informasi yang berupa postingan di media sosial jauh lebih baik untuk dipikirkan terlebih dahulu, supaya tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan, dan harus dapat mempertanggungjawabkan segala aktivitas dalam bermedia sosial.
Selama kita bermedia sosial penting untuk diingat bahwa media sosial bukanlah pengganti interaksi sosial secara langsung dengan orang-orang di sekitar kita, namun janganlah abaikan kehidupan nyata dengan berinteraksi secara langsung (face to face) kepada orang disekitar kita.
Kita harus tetap terlibat aktif dalam kehidupan sosial dan mengalokasikan waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan keluarga, teman, dan komunitas.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan media sosial, penting untuk terus mengikuti perkembangan tren dan perubahan dalam platform media sosial. Namun, setiap perubahan yang terjadi melalui media sosial harus di pahami secara objektif tidak serta merta tren media sosial dikonsumsi secara masif.
Oleh sebab itu, menggunakan media sosial harus mampu memilih dan memilah agar tidak terjebak dalam gempuran media sosial yang bersifat konsumtif.
Memanfaatkan waktu bermedia sosial dengan baik merupakan alternatif dalam menjaga ekosistem media sosial yang berdampak negatif terhadap keberlanjutan produktifitas.
Akhir dari tulisan ini, yang menjadi pesan moral dari penulis adalah “media sosial merupakan guru, sahabat, dan teman kita sendiri dalam kesunyian. Dengan itu, gunakanlah sebaik mungkin dan jangan disalahgunakan.
====
Penulis Alumni FISIP UDA Medan, tinggal di Siduaori, Nias Selatan
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]