Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut terus memacu pelaksanaan program Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino dalam upaya mengamankan persediaan beras nasional dari ancaman kelangkaan akibat penurunan produksi sebagai imbas kondisi iklim kering El Nino.
“Data terakhir, CPCL (calon petani calon lokasi, red) yang sudah kita terima mencapai 41.349 hektar dari alokasi untuk Sumatera Utara seluas 45 ribu hektar di 16 kabupaten/kota,” ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, HM Juwaini, di ruang kerjanya, Jumat (13/10/2023).
Dikemukakannya, sebanyak 16 kabupaten/kota dimaksud, masing-masing Binjai (404 ha), Langkat (2.862 ha), Karo (1.184 ha), Dairi (528 ha), Serdangbedagai (8.278 ha), Siantar (200 ha), Simalungun (9.000 ha), Toba (128 ha), Humbanghasundutan (1.005 ha), Tapanuliselatan (3.927 ha), Padangsidimpuan (1.500 ha), Mandailing Natal (3.500 ha), Tapanuli Tengah (2.000 ha), Padanglawas Utara (4.648 ha), Gunungsitoli (500 ha), dan Nias Selatan (1.685 ha).
“Ada yang sudah ditanam sejak bulan September dan ada juga yang bulan Oktober,” ujar Juwaini yang saat itu didampingi stafnya, Mugiono.
Berbekal lahan untuk Gernas El Nino seluas 41.349 ha tersebut, pihaknya menargetkan produksi sebanyak 215.015 ton gabah kering giling (GKG), atau setara dengan 136.964 ton beras. Hal ini mengingat, rata-rata produksi gabah kering panen (GKP) para petani Sumut masih berkisar 5,1 ton per ha.
“Saat ini kita masih terus mengupayakan produksi GKP para petani Sumatera Utara meningkat menjadi 5,2 ton per hektar, melalui bantuan benih padi berkualitas,” tuturnya.
Juwaini menyatakan pihaknya, tetap memprioritaskan peningkatan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) padi demi stabilitas stok beras di wilayah Sumut.
Menurutnya, prioritas tersebut khusus ditujukan kepada sejumlah kabupaten sentra padi.
“Para petani di sentra padi kita imbau untuk memperbanyak frekuensi bertanam, dari dua kali setahun menjadi tiga kali, sehingga produksi gabah semakin meningkat,” sebutnya.
Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, membenarkan penunjukan Sumut sebagai salah satu pelaksana program Gernas El Nino.
Diakuinya, penunjukan tersebut bukan tanpa alasan. Salah satunya, Sumut termasuk lumbung beras nasional.
Dalam kurun waktu Januari-Agustus 2023, misalnya, produksi beras Sumatera Utara mencapai 1.714.235 ton dari kebutuhan konsumsi masyarakat sebanyak 1.392.689 ton atau sebanyak 174 ribu ton per bulan. Dengan kata lain, Sumatera Utara mengalami surplus beras sebanyak 321.546 ton.
“Selain wilayahnya terhindar dari ancaman El Nino, produksi beras Sumatera Utara selama ini tergolong banyak, sehingga dilibatkan dalam Gernas Penanganan Dampak El Nino,” tuturnya melalui telepon seluler, Minggu (15/10/2023) siang.
Lebih lanjut dikatakan, Gernas El Nino memanfaatkan 569.374 ha lahan untuk ditanami benih padi di enam provinsi utama, yakni Sumut, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, serta empat provinsi pendukung seperti Lampung, Banten, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
“Sumatera Utara sudah memulai pertanaman padi sejak bulan September lalu dan diperkirakan bisa dipanen pada Desember 2023 mendatang,” tandasnya.