Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi jagung dalam negeri. Melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan akan mengoptimalisasi lahan dengan cara sistem tumpang sari pada perkebunan kelapa sawit.
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menyampaikan, melalui program kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan (KESATRIA) ini akan memanfaatkan waktu tanaman sawit yang belum menghasilkan buah segar pada waktu tahun pertama dan kedua. Diharapkan bisa mendapatkan hasil produksi dari tanaman tumpang sari, dalam hal ini jagung.
"Direktorat Jenderal Perkebunan mencoba mengangkat program integrasi tanaman kelapa sawit dengan tanaman pangan ataupun semusim lainnya. Melalui program ini kami akan dorong private sector atau swasta untuk ikut berpartisipasi dalam mendorong optimalisasi lahan sekaligus mensukseskan program tanaman pangan dalam meningkatkan produksi pangan, dalam hal ini jagung," ujar Andi dalam acara Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (KESATRIA), di Kementan, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2023).
Andi membeberkan alasannya menggeber produksi jagung. Selain komoditi jagung sebagai penyangga ketahanan pangan, dia menilai jagung menjadi komoditas pangan strategis sekaligus dapat menghemat devisa impor. Di mana selama ini, impor jagung membelenggu ketahanan pangan.
Untuk itu, dia bakal menyiapkan 175.000 hektare (ha) lahan sawit yang tersebar di 22 provinsi. Dengan begitu, dia menargetkan dapat meningkatkan produksi jagung nasional 1 juta ton pipilan kering.
"Direktorat Jenderal Perkebunan memprediksi apabila seluruh lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara baik dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi jagung nasional sebesar 1 juta ton pipilan kering," lanjutnya.
Andi akan menggandeng seluruh sektor perkebunan kelapa sawit, mulai dari unsur dinas yang membidangi perkebunan tingkat provinsi, kabupaten/kota sentra kelapa sawit, perusahaan perkebunan kelapa sawit, baik BUMN maupun swasta, dan gabungan pengusaha serta asosiasi kelapa sawit Indonesia.
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi berharap program tersebut mampu mengurangi atau bahkan menstop impor jagung. Dia menilai Indonesia mempunyai potensi untuk swasembada jagung.
"Kita harus mampu dari potensi tersebut saya mendorong upaya khusus melalui optimalisasi lahan pada perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit dapat didorong seoptimal mungkin. Saya meminta agar betul-betul didetailkan potensi optimalisasi lahan perkebunan tersebut, khususnya kelapa sawit agar dapat dimanfaatkan secara optimal," ujar Harvick.(dtf)