Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meningkatnya tensi geopolitik di laut Cina Selatan menggiring harga emas dunia menguat ke level US$ 1.966/troy ons. Harga emas sempat tertekan di sesi perdagangan seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury. Namun di sesi perdagangan Asia, harga emas mengalami rebound, seiring dengan memburuknya imbal hasil US Treasury dan kabar dimana Cina menekankan bahwa reunifikasi Cina dengan Taiwan tidak dapat dihentikan.
"Pernyataan tersebut dinilai sebagai kemungkinan bahwa tensi geopolitik di laut Cina Selatan masih berpeluang meningkat. Dimana Cina juga menegaskan agar AS tidak mempersenjatai Taiwan. Dan ini bukan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan, namun ini menjadi kabar baik bagi harga emas yang hari ini menguat," kata ekonom, Gunawan Benjamin, Kamis (16/11/2023).
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah disisi lainnya mengalami pelemahan dan kinerjanya lebih buruk dibandingkan dengan IHSG. Rupiah melemah di level 15.580/dolar AS, setelah sempat terpuruk di atas level 15.600 selama sesi perdagangan hari ini. Kinerja mata uang rupiah mengalami tekanan, setelah imbal hasil US Treasury 10 Tahun AS lebih tinggi dibandingkan kinerja sehari sebelumnya.
"Pada perdagangan akhir pekan besok, rupiah diproyeksikan masih akan bergerak sideways. Minimnya sentimen membuat pasar keuangan tidak akan bergairah kecuali ada sejumlah faktor tak terduga yang bisa menggerakkan pasar keuangan," kata Gunawan.
IHSG sendiri pada perdagangan hari ini ditutup melemah tipis 0.2 poin di level 6.958,01. Posisi terendah kinerja IHSG pada hari ini berada di level 6.906 sementara tertingginya ada di level 6.964. Pasar saham di tanah air kehilangan momentum penguatannya, setelah sebelumnya data inflasi AS sangat mengejutkan pasar dan berdampak pada penguatan kinerja pasar keuangan global.
Situasinya sedikit berbeda pada hari ini, pertemuan APEC belum menghasilkan kesepakatan konkrit yang seharusnya bisa direspon positif pelaku pasar. Serta minimnya sentimen pasar yang berkembang hari ini, khususnya dari sejumlah data ekonomi juga turut membuat kinerja pasar saham nyaris ditutup tidak bergerak dibandingkan dengan posisi sebelumnya.
Sementara indeks harga properti di tanah air yang dirilis juga tidak memberikan dampak besar bagi kinerja pasar saham. Indeks harga properti yang dirilis mengalami kenaikan sebsar 1,96% di kuartal ketiga, dibandingkan dengan kinerja di kuartal kedua yang sebesar 1,92%. "Dan pada perdagangan besok, sejumlah agenda ekonomi juga tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja pasar saham," kata Gunawan.