Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perum Bulog mendapatkan penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk menggelontorkan 200 ribu ton beras kepada penggilingan hingga pengusaha beras. Hal ini sebagai langkah menekan harga beras premium yang melonjak tajam.
"Ada penugasan baru. Karena harga premium ini sudah terlalu mahal, sekarang itu harga beras (premium) tembus Rp 16.000 (per kg). Sebetulnya HET Rp 13.900, premium sekarang itu sudah sampai Rp 16.000 di lapangan memang kondisinya harga dapatnya sudah tinggi," kata Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dalam media briefing Ombudsman RI bertajuk Pelayanan Publik dalam Kebijakan Publik Perberasan Menjelang Tahun Pemilu 2024, dikutip Sabtu (18/11/2023).
Untuk itu pemerintah menugaskan Bulog menjual beras ke penggilingan dan pengusaha. Febby menjelaskan pasokan itu akan dialihkan yang tadinya cadangan beras pemerintah (CBP) akan dijual secara komersial. Karena seperti diketahui sejumlah penggilingan beras mengalami keterbatasan stok karena produksi yang menurun.
"Kami mendapatkan penugasan mendistribusikan beras komersial yang berasal dari beras CBP tadi dialihkan 200 ribu toh, dialihkan secara komersil. Siapa yang boleh dapat? Penggilingan-penggilingan padi atau distributor atau pengusaha yang punya brand-brand," kata Febby.
Namun, bagi penggilingan dan pengusaha yang mau mendapatkan beras impor Bulog harus bersedia menjualnya sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Karena kualitas beras Bulog yang impor jenis premium maka, pengusaha harus bersedia menjual sesuai HET beras premium Rp 13.900 per kg.
"Tetapi mereka harus bersedia menjual tidak boleh di atas HET premium. Nggak boleh di atas Rp 13.900. Kita bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk mengawal ini semua, berapa beras yang dikeluarkan lari ke mana, downline-nya ke mana. Ini kita bekerja sama ketat dengan Satgas Pangan," terangnya.
Para penggilingan dan pengusaha disebut boleh melakukan pencampuran antara beras impor dari Bulog dengan stok yang dimiliki. Hal itu diperbolehkan agar beras tersebut sesuai dengan rasa orang Indonesia.
"Intinya saat ini boleh dijual 50 ton, boleh di-mixing, kenapa? Soalnya beberapa beras Thailand dan Vietnam untuk taste kita ini agak sepoh pera, bukannya jelek. Memang harus dicampur beras dalam negeri sehingga beras itu seusai dengan preferensinya," jelasnya.
Untuk stabilisasi harga beras medium juga telah dilakukannya oleh Perum Bulog. Langkah-langkah yang dilakukan dengan operasi pasar beras medium dari CBP seharga Rp 10.900 per kg, yang dijual ke pasar induk, kemudian ritel sebesar 5 kg-an (Rp 54.500) dan menggelar pasar murah. Bulog juga mendapatkan tugas untuk membantu masyarakat miskin dengan menggelontorkan beras 5 kg CBP untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).(dtf)