Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, merespons pidato Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung pihak baru berkuasa mau bertindak seperti Orde Baru (Orba). Nusron mengatakan pernyataan itu mencerminkan kegelisahan Megawati sebagai orang tua dan partai pengusung yang sebetulnya berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi alat dan petugas partai.
"Jadi saya kira kami menghormati Ibu Mega, tapi statement yang disampaikan Ibu Mega itu adalah statement kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung, yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu," kata Nusron di media center TKN, Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).
Namun, pada kenyataannya, kata Nusron, Jokowi memilih menjadi petugas negara dan rakyat daripada petugas partai. Nusron memandang pernyataan Megawati menjadi tidak relevan.
"Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik. Sehingga dengan adanya statement ini menjadi tidak relevan kalau pada hari ini kekuasaan ini dianggap menakut-nakuti, mengancam, yang mengancam ini siapa? Yang diancam siapa?" kata Nusron.
Nusron menyebut saat ini tidak ada tanda-tanda nyata kekuasaan yang dipimpin Jokowi mengarah ke era Orba. Apalagi, kata Nusron, tidak ada pembungkaman kritik terhadap pemerintah.
"Jadi kami melihat tidak ada tanda-tanda nyata bahwa kekuasaan hari ini yang dipimpin oleh Pak Jokowi ini mengarah pada praktik Orde Baru karena syarat-syarat itu tidak ada," ujarnya.
Nusron menyampaikan pemerintahan Jokowi yang sudah berjalan 10 tahun ini juga dibentuk oleh Megawati. Dia mengatakan PDIP pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu menjadi salah satu partai pengusung Jokowi.
"Kekuasaan hari ini itu dibentuk oleh Ibu Megawati itu sendiri selama 10 tahun, karena Pak Jokowi itu pada Pemilu Presiden 2014 diusung oleh PDIP dan diusung oleh Pak Jokowi dan didukung ramai-ramai, termasuk kami juga mendukung dan pada tahun 2019 juga didukung oleh PDIP, kemudian dikatakan mirip seperti Orde Baru, saya katakan yang Orde Baru itu siapa?" kata Nusron.
Pernyataan Megawati
Megawati Soekarnoputri sebelumnya menghadiri Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Megawati menyemangati relawan untuk memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud.
"Mestinya Ibu (menceritakan dirinya sendiri) nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Tahu nggak, kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" kata Megawati ketika memberi arahan di Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
"Benar tidak? Merdekaaa..., merdeka..., merdeka. Menang kita...? Ganjar-Mahfud satu putaran...?" imbuh Mega disambut riuh para relawan.
Megawati kemudian menyebut ada pihak yang seolah tidak menghormatinya, padahal dirinya merupakan Presiden RI ke-5. Megawati lantas menyatakan bahwa ia siap bersaing.
"Kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati di hadapan para relawan Ganjar-Mahfud.
"Saya tentu tidak, apa, nurani saya ya terbuka dong, lho ini gimana sih? Maunya apa sih? Mari kalau mau bersaing," imbuhnya disambut riuh para relawan.
Kata Stafsus Jokowi
Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ari Dwipayana, juga telah menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri. Ari mengatakan dalam demokrasi semua pihak berhak berpendapat apa pun.
"Ya itu negara demokrasi ya. Semua orang bisa berpendapat, membuat penilaian," kata Ari kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/11).
Ari enggan menanggapi lebih jauh soal pernyataan itu. Dia mengatakan hal itu cermin negara demokrasi.
"Saya kira itu cermin negara demokrasi," ujarnya. dtc