Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan sejumlah upaya dalam melakukan penguatan kapasitas jurnalis untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas. Pasalnya, kondisi pers Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Wartawan PWI harus mampu berkompetisi adu karya diera digitalisasi seperti saat ini, cepat namun harus berkualitas. Pasalnya, fenomena hari ini banyak karya jurnalistik hanya mengedepankan kecepatan, namun mengabaikan kualitas.
Salah satu upaya PWI dalam melakukan penguatan kapasitas jurnalis untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas yakni mengadakan Pelatihan Jurnalistik Penguatan Etika Profesi Mewujudkan Jurnalisme Berkualitas, di Hotel Grand Ina Medan, Senin, 11-12 Desember 2024. Para pesertanya pengurus PWI kabupaten/kota dan mahasiswa, dan unsur intelektual perguruan tinggi.
Strategi lainnya melakukan penguatan kapasitas jurnalis adalah menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang terus digalakkan organisasi tertua ini.
Menurut para pakar jurnalis cerdas dan berkualitas tidak juga cukup ketika etika diabaikan. Fenomena hari ini banyak karya jurnalistik tidak berkualitas seperti berita seremonial kopi paste dari satu sumber itu contoh rendahnya kualitas jurnalistik.
Bahkan pada suasana tahun politik Pemilu 2024 banyak wartawan tergiring dalam permainan, ikut menjadi corong kepentingan politik, membangun opini yang hanya mementingkan pencitraan kelompok tertentu, dan mengabaikan cara-cara estetika penulisan.
Jurnalis berkualitas tentang pemilu seharusnya mencakup analisis mendalam tentang calon, isu-isu kunci, serta dampak potensialnya terhadap masyarakat. Wawancara dengan pakar politik dan pemilih dapat menambah nilai informatif, sementara penyajian fakta yang akurat dan pandangan yang seimbang akan meningkatkan kredibilitasnya. Namun hal seperti ini jarang dilakukan jurnalis.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan dalam Pelatihan Jurnalistik Penguatan Etika Profesi Mewujudkan Jurnalisme Berkualitas, di antaranya, Ketua Dewan Kehormatan (DK) PWI Pusat, Sasongko Tedjo, berharap jurnalis berkualitas dalam menyajikan berita pemilu, harus objektif, mengutamakan fakta, dan memberikan ruang untuk berbagai perspektif.
Katanya, keakuratan informasi serta keberimbangan dalam liputan menjadi kunci untuk memberikan pemirsa gambaran yang seimbang mengenai proses pemilihan.
Menurut Sasongko Tedjo, pers saat ini sedang tidak baik-baik saja, karena target mencapai audiensi (pembeli dan pembaca) menurun, sehingga secara otomatis akan mempengaruhi produsen media, khususnya surat kabar tidak baik-baik saja.
"Jika etika jurnalis dilakukan, wartawan tidak perlu khawatir adanya hambatan dan larangan kebebasan pers dan insha Allah aman semua," katanya.
Dalam kajiannya hampir semua media di dunia ini menggunakan media sosial sebagai penyebarluasan informasi. Namun perlu dipertimbangkan media sosial yang dijadikan sebagai alat penyebarluasan informasi ini rentan dengan persoalan hukum.
Karena sumber berita yang disebarkan itu sesungguhnya sebagai sumber resmi berita berbadan hukum resmi dan bisa dipertanggungjawabkan.
Hal senada juga disampaikan Ketua PWI Sumut H Farianda Putra Sinik, bahwa etika pers sangat penting bagi wartawan dan harus ditaati dan dilaksanakan. Karena itu PWI Sumut terus berupaya meningkatkan kualitas melalui pelatihan termasuk Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Menurutnya pelatihan jurnalistik sangat penting dalam peningkatan kualitas jurnalis. "Banyak hari ini jurnalis kita yang tak bisa membuat karya tulis, yang paling itu mungkin copy paste, " cetusnya.
Simpulannya wartawan dalam pemilu seperti sekarang ini, adalah ujian kompetensi wartawan itu sendiri. Kenapa demikian karena wartawan harus belajar, dan banyak tau dengan apa yang hendak ditulisnya.