Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo terlibat tanya jawab dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal solusi ekonomi pertahanan. Ganjar mengaku ingin fokus pada alutsista produksi dalam negeri.
Hal itu ditanyakan Ganjar kepada Anies dalam debat Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024). Ganjar awalnya menjelaskan soal anggaran pertahanan yang belum ideal.
"Kita perlu 1 sampai 2 persen dari PDB, sekarang masih 0,78 persen. Ini data," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan pembelian alutsista juga dilakukan dengan utang dan utang RI naik USD 20,7 miliar jadi USD 25 miliar. Dia mengatakan utang yang naik juga tidak dapat membuat target minimum essential force pada 2024 tercapai.
"Apa solusi ekonomi pertahanannya untuk kita bisa mengejar ketertinggalan dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu agar pertahanan kita menjadi strong?" ucap Ganjar.
Anies kemudian menjawab. Dia mengatakan perlu ada peningkatan anggaran pertahanan 1-1,5 persen dari PDB.
"Untuk itu, kita harus memperbesar GDP kita, memperbesar APBN kita, karena itulah pertumbuhan ekonomi menjadi penting. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkualitas, harapannya kita memiliki pemasukan negara yang cukup," ucapnya.
Anies juga bicara soal utang. Dia mengatakan utang harus digunakan untuk hal produktif. Mantan Gubernur DKI ini juga bicara soal memperluas basis pajak dan ditingkatkan efektivitasnya.
"Praktik koruptif yang membuat anggaran terserap tidak secara optimal itu ditiadakan. Dengan begitu, porsi yang kita miliki untuk sektor pertahanan akan bisa kita alokasikan," ucapnya.
Anies juga membayangkan penggunaan kekuatan sendiri untuk belanja alutsista. Dia mengatakan penggunaan utang juga dapat dilakukan, namun pihaknya akan meniadakan praktik perantara dalam pembelian alutsista.
"Meningkatkan alokasi itu satu hal, mengefisienkan itu hal berikutnya yang kita kerjakan," ucapnya.
Ganjar kemudian merespons jawaban Anies. Dia mengaku ingin menggunakan produk dalam negeri untuk alutsista.
"Belanja alutsista kita ini harus jadi investasi pertahanan kita. Tank di Pindad, helinya di PT DI, fregat ada di PT PAL, sibernya di PT LEN," ucapnya.
"Kalau itu bisa kita optimalkan betul-betul, rasa-rasanya apa yang ingin kita capai dari minimum essential force bisa dicapai," sambung Ganjar. dtc