Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deli Serdang. Arbi (18), anak penderita autis harus menerima pahitnya kenyataan hidup. Tidak cukup dengan gangguan saraf serta sulitnya berkomunikasi akibat penyakit yang dideritanya dari lahir, dia juga harus jadi orang satu-satunya dalam merawat ibunya sudah sakit bertahun-tahun, serta melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mencuci, memasak dan lain-lain.
Walau kondisi Arbi tidak seperti anak normal pada umumnya, tetapi dia mampu jadi tumpuan ibunya untuk merawatnya. Sikap Ardi ini pun layak jadi panutan dan contoh nyata kasih sayang seorang anak terhadap ibu yang sesungguhnya.
Arbi adalah anak remaja yang lahir di 2006 silam dan tinggal di Desa Purwodadi, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang. Beranjak di usia 6 tahun gelar anak yatim pun disandangnya.
Di usia yang harusnya masih butuh kasih sayang orang tua, Arbi justru merasakan pil pahit ditinggal ayah tercinta sebab jatuh sakit dan meninggal di tahun 2012.
Derita Arbi tak sampai di situ. Saat ia mengemban pendidikan sekolah dasar (SD) pun sungguh menggores hati. Dengan kondisinya yang cacat dia kerap menerima celaan dan hinaan dari teman-teman di sekolahnya. Bahkan suatu hari rambutnya pernah dicukur hingga botak oleh teman sebangkunya yang pada akhirnya dia malu dan memilih untuk tidak bersekolah.
Dari kejadian itu, hari-hari Arbi selanjutnya pun dia habiskan di rumah. Di saat ibu pergi bekerja jadi buruh tukang cuci, pekerjaan rumah di ambil alih olehnya seperti mencuci piring, pakaian dan pekerjaan lainnya.
Pada akhirnya saat itu pun datang. Usia ibu yang mulai menua kerap diserang penyakit dan berulang kali keluar masuk rumah sakit. Terakhir, aksi Arbi yang merawat ibunya di salah satu rumah sakit di Deli Serdang itu viral di media sosial dan mengundang pujian oleh warganet.
"Mama aku sakit, aku bawa ke rumah sakit, aku mau mama sehat, aku sayang mama, ujar Arbi dengan nada celat kepada medanbisnisdaily.com saat ditemui di Dusun I A, Desa Purwodadi, Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang, Rabu (17/1/2024).
Di tempat yang sama, Rohana Suparni (55) ibu Arbi bercerita, pekerjaan suami dulunya sebagai mandor orang kerja. Setelah meninggal guna memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dia bekerja sebagai tukang cuci di beberapa rumah warga. Namun sekitar tiga tahun belakangan sudah tidak lagi bekerja karena jatuh sakit.
"Sekarang ini buat makan sehari-hari kami berharap belas kasih orang. Untuk berobat menggunakan BPJS. Ya nunggu ada yang kasih beras dan kasih uang lah dari tetangga baru bisa makan," ungkap Suparni yang tak sanggup menahan tangis.
Suparni mengungkapkan, selama dia sakit tidak ada peran dari tetangga atau pemerintah untuk mengantar atau menjemput agar dirujuk ke rumah sakit. Selama ini hanya inisiatif sendiri dan hanya ditemani Arbi.
"Seperti kemarin, jantung saya kumat, sakit kali, mau ke rumah sakit gak pegang uang, kami berjalan pelan-pelan menuju rumah sakit. Tapi dadanya makin sakit, terus si Arbi panggil becak, kami minta tolong untuk diantar ke rumah sakit," lirihnya dengan deraian air mata.
Dia mengaku, hanya beberapa hari saja di rumah sakit namun pihak rumah sakit menyuruh pulang. Ketika ditanya kenapa disuruh pulang, katanya ya gak tau, disuruh pulang ya pulang lah.
"Kasihan si Arbi kalau saya sakit terus. Saya berharap sembuh agar si Arbi ada yang merawat," imbuhnya.
Plt Kades Purwodadi Feri Ginting SSTP ketika ditemui di ruang kerjanya membenarkan salah satu warganya yang sakit dan dirawat oleh seorang anak yang memiliki gangguan perkembangan saraf.
"Ibu Suparni itu mengalami penyakit jantung, ginjal dan saat ini dirawat oleh anaknya. Meski saya baru di sini dan mengetahui ada kondisi warga yang begitu kami tidak tinggal diam. Artinya, dari segala kebutuhan seperti berobat, makan, dan sebagainya kami selalu perhatikan. Warga di sini juga peduli dengan mereka dan banyak juga yang beri bantuan," ungkap Feri Ginting.