Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemilihan umum (pemilu) digelar hari ini, Rabu 14 Februari 2024. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, dirinya mengharapkan pemilu yang berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bagi pengusaha, kata dia, tidak masalah jika pemilu berjalan satu atau dua putaran. Sebab yang terpenting adalah kelancaran penyelenggaraan, dan diterimanya hasilnya oleh masyarakat.
"Tidak terlalu masalah pemilunya satu putaran atau dua putaran. Yang penting kelancaran penyelenggaraan (smooth leadership transition tanpa gangguan sosio-politik yang berarti), kredibilitas/trustworthiness proses pemilihan & keberterimaan output pemilunya di masyarakat," katanya kepada detikcom, Rabu (14/2/2024).
"Kalau 3 elemen ini bisa diciptakan, persepsi uncertainty tinggi yang ada di pasar saat ini akan lebih cepat dipulihkan & pemulihan kinerja ekonomi sektor riil juga bisa dimaksimalkan dengan lebih cepat," tambahnya.
Shinta mengingatkan, jika terjadi kecurangan pada pemilu, maka iklim usaha akan sulit dimaksimalkan pertumbuhannya. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya fokus pada proses pemilu yang baik dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Kalau asal pemilu tapi prosesnya banyak kejanggalan/kecurangan atau hasil pemilu tidak diterima atau didukung oleh semua pihak, iklim usaha & kinerja sektor riil pun akan sulit dipulihkan & dimaksimalkan untuk pertumbuhan," sebutnya.
Namun ia menyebut jika pemilu berjalan dua putaran, investor cenderung akan wait and see lebih lama, hingga kuartal III. Imbasnya terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, khususnya ekspansi investasi dan kinerja usaha yang lebih panjang.
"Memang kalau 2 putaran terdapat risiko bahwa persepsi uncertainty & kecenderungan "wait and see" pelaku pasar akan lebih lama (mungkin hingga Q3) sehingga dampak pelambatan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, khususnya pada ekspansi investasi & kinerja usaha juga lebih panjang," jelasnya.
Di sisi lain jika pilpres berjalan dua putaran maka pengeluaran anggaran menjadi lebih banyak. Faktor ini bisa memicu terjadinya pertumbuhan ekonomi di sektor riil dari sisi konsumsi.
"Tapi pada saat yang sama, 2 putaran berarti bahwa pengeluaran anggaran pemilu menjadi lebih banyak & faktor ini pun bisa menjadi driver pertumbuhan ekonomi sektor riil dari sisi konsumsi," imbuhnya.
Sebaliknya, jelas dia, jika 1 putaran maka pemulihan persepsi pasar bisa lebih cepat dan pertumbuhan ekonomi di sektor riil bisa dipacu lebih panjang. "Tapi pada saat yang sama, kalau 1 putaran driver pertumbuhan dari sisi konsumsi yang bisa digenjot oleh pengeluaran pemilu ya hilang," pungkasnya.(dtc)