Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) mendorong otoritas terkait dan stakeholders supaya membenahi sekaligus meningkatkan infrastruktur yang mendukung serta menopang operasional pelabuhan.
Dengan demikian kinerja dan produktivitas badan usaha pelabuhan (BUP) yang melayani pemilik barang maupun wakil pemilik barang beroperasi tujuh kali 24 jam semakin meningkat.
ALFI Sumut juga mendorong otoritas keamanan menjamin sekaligus meningkatkan kondusitivitas berusaha di kawasan pelabuhan.
Dorongan tersebut disampaikan Ketua DPW ALFI Sumut Surianto SH kepada medanbisnisdaily.com seusai melakukan diskusi dengan kalangan pelaku usaha terkait dan pemerhati pelabuhan di Medan, Senin (11/3/2024).
Surianto menyebutkan, dari pengamatan pihaknya, khususnya di Pelabuhan Utama Belawan, terdapat sejumlah elemen pendukung operasional pelabuhan yang membutuhkan pembenahan supaya iklim berusaha di kawasan pelabuhan semakin sehat, kompetitif dan meningkat.
Anggota DPRD Kota Medan ini memaparkan sejumlah faktor yang membuat operasional Pelabuhan Belawan masih jauh dari kondisi normal (ideal) yang diharapkan.
Di antaranya, peningkatan kapasitas ruas jalan dari dan ke pelabuhan, kondisi kesehatan angkutan barang yang tidak prima (kurang baik), kesibukan operasional (kegiatan) di pelabuhan yang tidak merata, perlunya jaminan keamanan dalam berusaha dan lainnya.
Politisi Partai Gerindra ini memaparkan, kemacatan parah yang kerap dialami armada angkutan (truk) yang hilir-mudik dari dan ke Pelabuhan Belawan yang kesibukannya meningkat signifikan setelah melewati tengah hari hingga menjelang sore hari.
“Populasi angkutan yang tidak sebanding dengan kapasitas ruas jalan membuat kemacetan armada truk angkutan menjadi pemandangan yang biasa pada ruas jalan memasuki terminal bongkar muat domestic maupun internasional di Pelabuhan Belawan,” katanya.
Penumpukan jam operasional tersebut yang di antaranya merupakan dampak (ekses) kondisi armada angkutan barang yang tidak prima sehingga memperburuk kemacetan lalu lintas pada ruas jalan yang relatif masih belum memadai khususnya pada saat terjadi peningkatan volume kendaraan (truk) yang keluar dan masuk dari dan ke kawasan pelabuhan.
Selain membenahi dan meningkatkan kapasitas/kualitas jalan, kesehatan armada angkutan yang hilir mudik memasuki kawasan pelabuhan juga sangat mendesak.
Sebab, sebut Surianto, terjadinya pemusatan kesibukan angkutan mulai tengah hari hingga menjelang sore erat kaitannya dengan kegiatan sebagian kru angkutan (truk) yang harus memperbaiki (merawat) armada pada pagi hari sebelum melakukan aktivitasnya.
Peningkatan jaminan keamanan dalam operasional pelabuhan, kata Surianto, hal itu perlu dikaitkan dengan pemerataan kegiatan angkutan bongkar muat barang sepanjang hari, termasuk pada malam hari.
“Kalau truk beroperasi pada malam hari, selain membutuhkan penerangan yang baik di sepanjang ruas jalan yang dilintasi, jaminan keamanan penting supaya armada yang beroperasi merasa nyaman,” katanya.
Menjawab pertanyaan tentang layanan operasional pelabuhan yang sudah sejak lama memberlakukan operasional nonstop sepanjang hari atau 7 kali 24 jam, Surianto menyebutkan, kemudahan tersebut layaknya pedang bermata dua dalam pengelolaan pelabuhan.
Dijelaskannya, pada satu sisi, hal itu memang menguntungkan bagi pemilik barang dan pemilik armada yang setiap saat bisa melakukan aktivitas bongkar muat sekaligus mengangkut barang dari dan ke pelabuhan.
Namun pada sisi lainnya, hal itu bisa merugikan BUP. Sebab, tingkat penggunaan fasilitas layanan yang disediakan jauh dari optimal. “Menumpuknya kesibukan pada jam-jam (waktu) tertentu membuat fasilitas yang tersedia menganggur (idle capasity) yang pada gilirannya menjadi beban bagi pengelola badan usaha pelabuhan,” katanya.
Surianto yang akrab disapa Butong menegaskan, pihak yang terkait harus melihat dan mengawasi operasional pengelolaan pelabuhan dari berbagai sudut pandang yakni sisi Badan Usaha Pelabuhan (BUP), pengguna jasa serta pemilik barang supaya pengelolaan pelabuhan mebnjadi semakin sehat dan produktif.