Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Untuk membersihkan air di parit busuk yang ada di Jalan Sutomo Medan, dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan menuang eko enzyme.
Cairan hasil fermentasi limbah organik ini diharapkan dapat mengurangi bau serta membantu mengembalikan fungsi ekosistem air parit.
Selain itu, kegiatan yang digelar Rabu (27/3/2024) itu, sebagai peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh setiap 22 Maret ini, bertujuan menggerakkan kesadaran masyarakat sekitar untuk berperilaku sehat.
Koordinator kegiatan Gideon Bangun SP menjelaskan, kegiatan yang mereka lakukan, sebagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan. Dikatakan Gideon, menuang eco enzyme di saluran air mengalir tidak serta merta mampu memperbaiki kerusakan lingkungan, khususnya biota air di parit busuk.
"Setidaknya, kita berupaya memancing perhatian masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga air dan lingkungan untuk kelanjutan hidup manusia," ujar pemuda yang baru saja lulus sarjana pertanian ini, kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (28/3/2024)
Kegiatan dosen dan mahasiswa FP UHN ini berhasil menarik perhatian warga sekitar, maupun pengendara yang melintas di jalan ramai itu. Tak sedikit dari mereka bertanya serta ingin mengetahui apa itu eco enzyme dan manfaatnya ketika dituang di parit busuk.
"Kami pun memberikan penjelasan singkat. Setidaknya warga paham bahwa parit busuk adalah masalah bersama dan semoga mereka penasaran dengan eco enzyme," kata Gideon.
Anggota tim Andreas Nathanael menambahkan, dengan kegiatan yang mereka lakukan, harapannya masyarakat bisa lebih peduli untuk menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing.
Terkait eco enzyme, anggota tim lainnya, Erin Tesalonika Sitompul menjelaskan, eco enzyme merupakan fermentasi limbah organik berupa kulit buah dan sisa buah yang biasanya dibuang.
Limbah ini kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil lalu dimasukkan ke campuran air dan molase (gula) untuk seterusnya didiamkan sekitar 100 hari. Hasilnya berupa cairan beraroma tape serta ampas eco enzyme yang juga kaya manfaat.
"Untuk air, eco enzyme berfungsi untuk membantu mengembalikan fungsi alaminya, mendukung peningkatan mutu dan memancing kembalinya biota alami. Selain itu, eco enzyme memiliki banyak kegunaan, termasuk sebagai obat luar yang diantaranya dapat membantu penyembuhan bekas luka, serta banyak manfaat lain," tandasnya.
Penjelasan lebih jauh dijelaskan anggota tim lainnya Marevano Elyezer. Mahasiswa Fakultas Pertanian ini mengatakan, eco enzyme bisa juga menjadi alternatif cairan pembersih di rumah atau menjadi pupuk pendamping dan pestisida-insektisida alami di dunia pertanian.
Melengkapi informasi eco enzyme ini merupakan hasil fermentasi yang dilakukan Andreas, Marevano dan teman-temannya dalam praktikum mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat, 4 bulan lalu. Direncanakan, kegiatan menuang eco enzyme di selokan atau aliran air yang tercemar berat, dilakukan setiap Rabu hingga 3 bulan ke depan.