Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Volume ekspor karet alam asal Sumatera Utara (Sumut) pada April 2024 sebesar 17.878 ton, naik tipis 2,06% dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini juga tidak signifikan dibandingkan year on year (yoy). Secara yoy, justru penurunan masih cukup besar yakni 20,14%. Bila melihat rata-rata normal volume ekspor bulanan sekitar 42.000 ton (mampu sampai 50.000 ton), maka terlihat kinerja ekspor karet Sumut terus mengalami pelemahan. Dari sisi produksi, kinerja industri karet Sumut terlihat penurunan tipis sebesar 0,84%.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, selama ini, faktor sepinya permintaan merupakan pemicu utama. "Namun saat ini, faktor lain yang turut mempanguruhi kinerja ekspor adalah keharusan dari buyer agar setiap partai karet yang diekspor harus mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR," katanya, Senin (13/5/2024).
Edy menambahkan, ekspor ke Eropa untuk April ke Eropa sebesar 21% dengan negara tujuan Belgia, Jerman, Italia, Luksemburg, Polandia, Slovenia, Turki, UK, dan Spanyol. Ekspor tersebut adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban. Dampak yang lebih besar lagi bahwa negara tujuan non-Eropa juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR, sebab buyernya adalah industri ban dimana produk ban ini yang akan dipasarkan ke Eropa juga harus memenuhi regulasi EUDR.
Kesulitan pabrik memenuhi regulasi EUDR, kata Edy, mengakibatkan volume ekspor menurun. Salah seorang pengusaha (yang tidak ingin disebutkan namanya) menyebutkan bahwa sulit memenuhi regulasi EUDR tanpa bantuan pemerintah dalam hal legalitas lahan dan database petani karet.
Ekspor pada pengapalan April 2024, dikirim ke 21 negara tujuan. Adapun lima posisi teratas adalah Jepang sebesar 26,63%, Amerika Serikat 26,49%, Kanada 7,45%, Brasil sekutar 6,99% dan Polandia 4,66%.
"Terjadinya penurunan produksi yang diakibatkan pasokan BOKAR semakin terbatas masih terus berlanjut, juga masih dipengaruhi musim kemarau dan diselingi dengan hujan yang tak menentu," kata Edy.
Sementara itu, harga karet SIOCM-TSR20 rata-rata bulanan April sebesar 162,45 sen AS per kg atau telah menigkat sebesar 9,73 sen dari rataan bulan Januari.
Dikatakan Edy, selain gangguan penyakit gugur daun dan berkurangnya kebun karet, produksi karet pada Mei ini diperkirakan masih terganggu akibat hujan yang tidak menentu.