Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada Januari 2024, volume ekspor karet alam asal Sumatera Utara (Sumut) sebesar 25.799 ton, naik 9% dibandingkan Desember 2023. Namun dibandingkan Januari 2023 (yoy), terjadi penurunan sebesar 12,8%. Realisasi saat ini memang jauh di bawah normalnya, dimana rata-rata bulanan sekitar 42.000 ton.
"Adanya kenaikan volume diakibatkan adanya penundaan pengapalan (delay shipment) pada Desember 2023 yang dikapalkan pada Januari 2023. Adanya penundaan ini akibat kurangnya pasokan bahan baku. Kekurangan pasokan bahan ini dari waktu ke waktu semakin parah," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Selasa (13/2/2024).
Edy mengatakan, dari total volume ekspor Januari 2024, ada 29 negara tujuan ekspor. Adapun lima posisi teratas adalah Jepang dengan porait 35,67%, lalu Amerika Serikat (AS) sebesar 14,99%, Kanada 5,38%, Turki sebesar 5,18% dannBrasil 4,08%.
Est mengatakan, permasalahan utama di Sumatera Utara (Sumut) dan di provinsi lain sebagai sentra produksi karet adalah terus berlangsungnya konversi komoditi karet ke komoditi lainnya. Karena itu, yang dibutuhkan petani adalah harga yang wajar dan stabil.
Sementara itu, untuk harga rata-rata bulanan Februari karet TSR-20 sampai tanggal 12 di bursa berjangka Singapura sebesar 151,95 sen AS per kg atau menurun 0,77 sen dibandingkan rata-rata Januari. Bila kondisi harga masih berlansung rendah seperi ini, potensi adanya konversi karet ke komoditi lainnya akan terus berlansung karena petani merasa lebih menguntungkan mengusahakan tanaman lain.
Dikatakan Edy, produksi bahan baku karet pada Februari ini diperkirakan masih terganggu. "Karena di berbagai sentra produksi sudah mengalami gugur daun dan gangguan curah hujan," katanya.