Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sumut, merekomendasikan Pemerintah untuk membatalkan President IMF and World Bank di Bali tahun depan. Pertemuan yang ditaksir menghabiskan anggaran pemerintah sebesar Rp 1 triliun itu dinilai sebagai pemborosan apalagi IMF dan World Bank dianggap punya jejak rekam buruk pada perekonomian Indonesia.
Direktur Eksekutif FITRA Sumut Rurita Ningrum mengatakan, berdasarkan analisis FITRA pertemuan Presiden IMF dan World Bank dengan Indonesia sebagai tuan rumah ini diperikirakan akan menghabiskan anggaran pemerintah sebesar Rp1 triliun. Ini menurut Rurita sebagai pemborosan yang akan merugikan.
Sebagai perbandingan kata Rurita, saat Pemerintah Arab ke Indonesia, mereka membiayai biaya perjalanan senilai Rp 250 miliar. Dengan timbal balik investasi Rp 89 triliun.
"Nah ini, kita habis Rp 1 triliun, paling-paling akan dapat tambahan bukan investasi, tapi justru utang luar negeri yang akan membengkak dengan menggadaikan APBN dan aset negara termasuk BUMN. Hutang kita saat ini 2017 per Januari Rp 4.274 triliun rupiah. Utang Pemerintah terhadap World Bank dan IMF sudah sangat memiskinkan," kata Rurita, Kamis (4/5) siang.
Rurita menyebutkan, pertemuan itu bakal dihelat 8 sampai 14 Oktober 2018 di Bali. Sekitar 15 ribu orang plus rombongan tamu bakal hadir. Sidang Tahunan IMF dan World Bank 2018 dilaksanakan tak lama sebelum Asian Games 2018, yang dipastikan juga akan menyedot anggaran.
Untuk itu, dengan agenda yang tidak jelas, dengan trackrecord IMF yang memperburuk krisis dan lahirnya BLBI, dan dengan dana yang sangat besar maka FITRA dan 13 jaringan diseluruh Indonesia merekomendasikan lebih baik batalkan agenda meeting Presiden-IMF dan World Bank di Bali tahun 2018."Karena hal ini jelas merugikan publik. Trauma kebijakan IMF dan Worldbank yang kadang justru merugikan ekonomi Indonesia. Seperti BLBI, itu adalah saran IMF yang justru memperparah krisis," tegasnya.