Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Sidoarjo. Puluhan hektar lahan milik petani garam di Kecamatan Sedati Sidoarjo, gagal panen. Akibatnya, para petani yang mengeluh beberapa hari ini terjadi hujan di pagi hari, merugi puluhan juta rupiah. Meski harga garam naik, namun para petani mengaku terpaksa melakukan panen dini.
Salah satu petani garam bernama Jayadi (68), warga desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati mengaku karena sering turun hujan, khususnya di pagi hari para petani garam merugi ratusan juta rupiah.
"Karena cuaca kurang mendukung, kami para petani garam di Sedati saat ini masih rugi ratusan juta rupiah," kata Jayadi kepada detikcom di lokasi tambak lahan penggarapan garam, Senin (31/7).
Jayadi menjelaskan seringnya turun hujan para petani terpaksa panen dini. Untuk hasil maksimal, menurut Jayadi, membutuhkan waktu 15-20 hari untuk menjadikan garam dengan hasil maksimal. Tiap satu kotak, biasanya para petani menghasilkan 200 sak. Namun karena panen dini menghasilkan garam 30 sak saja. Dan panen dini pun waktunya 3-5 hari.
"Para petani terpaksa melakukan panen dini, ini dilakukan terpaksa dari pada tidak mendapatkan hasil sama sekali," jelas Jayadi.
Dia menambahkan, tahun lalu harga garam per sak Rp 35 ribu. Sedangkan tahun ini harga garam per sak bisa mencapai Rp 200 ribu. Sayang karena cuaca belum mendukung meski harga selangit, garam sulit di pasaran.
"Harga garam saat ini mahal, namun para petani masih belum maksimal mendapatkan hasil panennya, karena ada hujan akhirnya gagal panen," jelasnya.
Hal senada diungkapkan Mastukah (58), petani garam lainnya. Mastukah mengaku karena hujan melanda di wilayahnya, hasil panen tidak mendapat banyak. "Yang biasanya satu kolom mendapatkan 180 hingga 200 sak, dengan adanya hujan, petani garam hanya panen 30 hingga 28 sak," tegas Mastukah. (dtc)