Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Semarang. Suporter PSS Sleman dilarang datang dan memberikan dukungan kepada tim kesayangannya selama 4 kali pertandingan. Hal itu merupakan buntut kerusuhan di beberapa tempat.
Bahkan kerusuhan tersebut menyebabkan korban jiwa di wilayah Jawa Tengah.
Surat terkait larangan itu dilayangkan Polda Jateng kepada PSSI dan sudah ditanggapi. Hasilnya dalam 4 pertandingan PSS di Jateng, tidak boleh ada suporter.
"Surat itu direspon PSSI, 4 kali pertandingan tidak boleh diikuti suporter," kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono, Rabu (2/8/2017).
Condro mengatakan pihaknya sudah melakukan mapping dan hasilnya suporter PSS pernah terlibat beberapa kali bentrok saat mendukung timnya di Jawa Tengah. Bahkan hari Minggu (23/7) lalu seorang petani cabai tewas karena dikeroyok suporter PSS usai mendukung timnya di Banyumas.
"Sudah dimapping beberapa kejadian saat pertandingan di Jawa Tengah menimbulkan konflik seperti pembakaran mobil di Jepara, perusakan motor di Magelang, terakhir menimbulkan korban jiwa masyarakat yang bukan suporter," tegasnya.
Ia berharap PSSI bisa memberikan pembinaan untuk para suporter agar kejadian serupa tidak terulang. Dan jika ada suporter yang melanggar makan kepolisian dan manajemen PSSI akan berkoordinasi termasuk untuk melakukan tindakan atau memberikan sanksi.
"Kalau masih hadir ya ada sanksi dari PSSI," tegasnya.
Hari Kamis (27/7) lalu Polda Jateng juga melakukan pertemuan dengan koordinator suporter, panitia pelaksana, dan PSSI di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng. Pertemuan tersebut membahas soal koordinasi untuk menjaga situasi tetap aman."Sepakbola kan alat pemersatu, hiburan, dan juga untuk mencari prestasi. Kalau sepakbola menyebabkan perpecahan anak bangsa apalagi sampai timbul korban jiwa, kita minta PSSI mengevaluasi agar manajemen ikut melakukan pembinaan pada suporter," terang Condro. (dtc)