Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tarutung. Warga Tapanuli Utara (Taput) mengeluhkan kelangkaan gas LPJ bersubsidi 3 kilogram (kg). Harga pun bervariasi, bahkan di atas harga eceran tertinggi (HET).
Penelusuran medanbisnisdaily.com, Rabu (23/8/2017), terkuak ‘benang merah’ dari beberapa pengecer di Tarutung penyebab kelangkaan gas LPJ bersubsidi 3 kg.
Salah satu pengecer di Desa Saitnihuta– Hutatoruan IV, Kecamatan Tarutung berinisial Liuw (49), bukan nama sebenarnya) mengungkapkan, dia membeli gas LPJ 3 kg langsung dari gudang agen PT BF, di Jalan Sutan Sumurung, Saitnihuta, Tarutung.
“Kami membeli gas LPJ 3 kg seharga Rp 19.000 – Rp 20.000 per tabung dari gudang miliknya agen PT BF di Jalan Sutan Sumurung, Saitnihuta, Tarutung. Selain jatah tidak lagi mereka (agen) penuhi, harga pun naik di atas pukul 09:00 WIB, yakni dari Rp 19.000 per tabung menjadi Rp 20.000,” ungkap Liuw.
Liuw mengaku heran, kenapa bisanya agen mengecer langsung dan harga gas LPJ 3 kg dijual di atas HET.
“Saya membeli gas LPJ 3 kg di gudang itu. Kalau informasi yang merebak di desa ini, pemilik gudang adalah agen PT BF yang disebut-sebut bermarga Lumbangaol dan berkantor sekitar 400 meter dari gudang itu, tepatnya di Jalan Sutan Sumurung, Desa Aek Siansimun, Kecamatan Tarutung,” kata Liuw.
Masalah lain, sebut Liuw, pengecer belakangan ini dibebankan lagi oleh pihak pengelola gudang mewajibkan para pengecer membeli minimal 1 unit gas LPJ ukur 5,5 kg (tabung pink) seharga Rp 330.000 per tabung.
“Kebijakan boru Lumbangaol mewajibkan pengecer untuk membeli gas LPG 5,5 kg sangat ‘mencekik leher’. Mana ada masyarakat desa yang mau membeli gas LPJ 5,5 kg itu. Akhirnya, modal kami juga yang mati. Namun terpaksa kami beli, karena diancam boru Lumbangaol, jatah kami pengecer tidak akan diakomodadir,” ujar Liuw.
Pemerintah Kabupaten Taput dan intitusi penegak hukum terkait, harap Liuw dan diamini pengecer lainnya, agar melakukan pengawasan akan pendistribusian gas LPG bersubsidi yang terkesan ‘liar’ di Taput.
“Bagaimana masyarakat Taput bisa tahu di mana tempatnya membeli gas LPG bersubsidi sesuai tarif yang telah ditetapkan oleh pihak pemerintah. Sebab, di plank nama pangkalan pun tidak tertera harga jual gas LPG bersubsidi. Pemerintah Kabupaten dan institusi hukum terkait, agar segera menghentikan ‘permainan kotor/liar’ itu,” harap Liuw.
Kepala Bagian Perekonomian Setdakab Pemerintah Kabupaten Taput, Fajar M Gultom mengaku, pihaknya terus melakukan pengawasan gas LPG bersubsidi di daerah itu. HET gas elpigi 3 kg berdasarkan keputusan Bupati Taput untuk Kecamatan Tarutung Rp 18.000 per tabung.
“Kami kerap kali mengundang rapat para agen dan pangkalan, guna pendistribusian gas LPG secara baik dan benar, sesuai ketentuan pemerintah,” katanya.
Saat medanbisnisdaily.com, mampir ke gudang agen PT BF di Jalan Sutan Sumurung, Saitnihuta, Tarutung, pintu gudang tertutup rapi dengan kunci gembok.