Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan kios dan lapak pedagang Pasar Tradisional Tarutung, Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara pada Minggu (07/04/2024) malam, menyisakan duka mendalam bagi para korban.
Pengamatan medanbisnisdaily.com di lokasi kebakaran Senin (08/04/2024), hampir seluruh kios pedagang dan balairung di bagian dalam pasar rata dengan tanah. Tingkat kerusakan yang timbul akibat kebakaran hampir 100% dan kerugian material diperkirakan hingga miliaran rupiah.
Hal itu juga diamini Kapolres Taput, AKBP Ernis Sitinjak, ditemui medanbisnisdaily.com di Mapolres Taput, Senin (08/04/2024).
"Polisi masih olah TKP di lokasi. Kalau bicara dampak kebakaran dan persentase kerusakan kios pedagang, utamanya di bagian dalam dan balairung mencapai hampir 100% lah ya," ujar Kapolres.
Sementara itu di lokasi bekas kebakaran, terlihat sejumlah besar para pedagang pemilik kios yang terbakar, masih berusaha mengais-ngais sisa-sisa kebakaran, berharap menemukan barang-barang di bawah puing-puing kebakaran yang masih bisa digunakan.
Satu unit mobil AWC (Armoured Water Cannon) milik Polres Taput, juga masih beraktivitas dengan upaya pendinginan, karena di beberapa titik bekas kebakaran masih terpantau mengeluarkan asap meskipun dalam skala kecil. Sedangkan armada damkar Pemkab Taput tidak terlihat di lokasi.
Sejumlah pedagang yang ditanyai mengaku terpukul dan trauma atas musibah kebakaran. Mereka mengaku kecewa atas lambannya upaya pemadaman api oleh armada damkar, sehingga menghanguskan hampir seluruh kios yang ada.
BACA JUGA: Pasar Tradisional Tarutung Taput Terbakar, Ratusan Kios Pedagang Kain, Sepatu dan Sembako Hangus
"Memang kita anggap ini (kebakaran) musibah yang harus kita hadapi. Tetapi seandainya pemadam kebakaran cepat tanggap, tidak mungkin hampir seluruh kios sampai terbakar," kata S Nababan, pedagang sembako di lokasi bekas kebakaran.
Dia mengatakan, setelah mengetahui Pasar Tarutung terbakar, langsung menuju lokasi untuk berusaha menyelamatkan dagangannya. Namun tidak banyak yang bisa ia perbuat karena api telah melahap seluruh dagangannya.
"Saya sampai di sini sekitar pukul 10 malam. Saya tidak ada melihat ada pemadaman kebakaran hingga kios saya habis dilalap api. Baru pada sekitar pukul setengah 12 ada pemadam kebakaran, setelah hampir seluruh kios terbakar," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang lainnya. Seorang pedagang lainnya mengaku boru Manullang mengaku hanya bisa berteriak histeris menyaksikan api yang semakin membesar dan menghanguskan kios beserta isi di dalam kiosnya.
"Kami hanya bisa menangis tanpa ada yang bisa membantu," ujar boru Manullang sembari menyampaikan kerugian yang dia dialami mencapai Rp 500 juta.
Lain lagi yang disampaikan sejumlah warga yang bermukim di dekat lokasi pasar (tidak terkena musibah).
Mereka mengatakan, sebenarnya armada damkar tidak terlalu lama tiba di lokasi. Hanya saja personel armada damkar kurang profesional dalam menjalankan upaya pemadaman api.
Personel damkar dituding tidak mampu mengoperasikan peralatan, termasuk mensinkronisasikan selang pemadam dengan hidran air yang sebenarnya tersedia tidak jauh dari lokasi pasar.
"Mereka kurang profesional. Malah mengambil air ke Sait Ni Huta, padahal di sini hidran air tersedia," sebut sejumlah warga.
Menanggapi tudingan warga atas ketidakbecusan personel armada damkar, medanbisnisdaily.com telah berupaya melakukan konfirmasi mendatangi kantor Satpol PP, namun tutup.
Untuk diketahui, armada damkar berada di bawah naungan Satpol PP Taput, bukan pada BPBD.
Upaya konfirmasi melalui saluran telepon juga telah dilakukan. Namun berulang kali hendak dikonfirmasi melalui saluran telepon, Kepala Satpol PP Taput, Rudi Sitorus, belum merespon.