Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Para fotografer adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam industri pariwisata. Kehadiran mereka memberikan manfaat yang sangat besar, terutama untuk mempromosikan sebuah objek wisata. Apakah promo itu dilakukan lewat media konvensional, media sosial maupun melalui pameran-pameran foto. Kerja-kerja fotografer itu telah ikut mendongkrak popularitas sebuah objek wisata, yang barangkali luput dari database pemerintah.
Fotografer dan industri kepariwisataan menjalin hubungan mutualisme. Saling menguntungkan. Karena itu keduanya perlu untuk disinerjikan.
Fotografer senior dari Pewarta Foto Indonesia, Ferdy Siregar, mengatakan, baginya, sebuah objek wisata tidak akan terdongkrak tanpa adanya publikasi. Jenis publikasi yang paling efektif untuk itu adalah melalui seni fotografi.
Ia menjelaskan, kesan terhadap sesuatu hal prosesnya akan lebih cepat bila ditampilkan dengan visual. Karena pada dasarnya manusia lebih sering menggunakan indera penglihatannya ketika merepson sesuatu.
Begitu pula foto. Sebuah objek wisata yang direkam dengan foto akan lebih mengena, jelasnya. Apakah itu menciptakan kesan senang atau sedih.
“Dalam praktiknya ada beberapa kalangan fotografer yang memang hanya memamerkan foto-foto yang indah. Karena menyangkut nama baik si fotografer sebagai jasa pemotret. Bisa saja dengan keindahan yang ditampilkan melalui web pribadinya, akan datang job untuk pemotretan. Tetapi ada juga beberapa yang memaparkan kerusakan alam dan sebagainya. Bagi para fotografer yang bekerja sebagai pewarta foto, keduanya harus diterapkan. Hal itu menyangkut nilai berita yang di kandungnya. Tidak harus positif tetapi juga sesuatu yang negatif,” ungkap Ferdy kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (19/9/2017).
Ferdy yang bekerja di salah satu koran lokal Medan ini mengakui militansi fotografer di Sumatera Utara jauh lebih kuat dibandingkan fotografer yang ada di Jawa.
Dijelaskannya, fotografer di Jawa sangat dimanja. Beberapa even festival budaya, pasti dibuat lomba foto on the spot oleh panitia dengan hadiah yang juga lumayan. Hal itu sangat jarang dilakukan di Sumatera Utara.
“Padahal hal itu juga bagian dari promo wisata. Kita sangat miris, bahkan lomba foto Danau Toba saja tidak pernah dibuat untuk versi instagram, misalnya. Padahal beberapa tahun ini kita ramai membicarakan Danau Toba. Tapi hal-hal mendasar seperti ini bisa terlupakan,” kata Ferdy.
Padahal jujur saja, potensi wisata di Sumatera Utara ini sebenarnya sangat melimpah. Artinya dari sudut fotografi sumber daya alamnya cukup menarik. Potensi itu telah diekspos secara terus menerus. Baik melalui foto maupun dalam bentuk tulisan. Baik lewat media konvensional maupun media-media sosial.
Namun faktanya industri wisata di Sumatera Utara ini belum berkembang secara maksimal.
"Justru faktor mendasarlah yang membuat hal itu terjadi. Antara lain, pengelolaan, fasilitas, prasarana dan sebagainya tidak mendukung," ungkapnya.