Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily - Medan. Pemerataan pendistribusian penyuluh pertanian di Sumatera Utara (Sumut) terganjal otonomi daerah (otda). Sehingga sulit untuk memindahkan tenaga penyuluh dari daerah yang padat jumlahnya ke daerah yang kekurangan tenaga penyuluh.
"Jadi pemerataan distribusi penyuluh tidak bisa kita lakukan karena sekarang penyuluh sudah di bawah masing-masing kabupaten/kota. Kecuali masih sentralistik atau di bawah pusat langsung, pemerataan bisa dilakukan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, M Azhar Harahap, di Medan, Selasa (26/9/2017).
Menurut Azhar yang didampingi Kabid Penyuluhan Erpison Moeis, saat ini jumlah tenaga penyuluh pertanian di Sumut 2.278 orang. Jumlah itu terdiri dari penyuluh PNS sebanyak 997 orang, tenaga harian lepas tenaga bantu (THL-TB) pusat sebanyak 1.120 orang dan THL-TB provinsi 161 orang.
Dilihat dari jumlah tersebut, kata dia, bila mengacu pada perimbangan penyuluhan dengan 16 kelompok tani untuk satu penyuluh, maka tenaga yang ada berlebih tapi bila mengacu pada satu desa potensi pertanian satu penyuluh maka tenaga yang ada sangat kurang.
"Karena di Sumut jumlah desa potensi pertanian ada berkisar 5.000-an desa dari jumlah desa yang di Sumut seluruhnya berkisar 6.000-an desa. Jadi, kalau satu desa satu penyuluh jelas tidak akan cukup tenaga penyuluh kita," jelas Azhar.
Tetapi di satu sisi, lanjut dia, terjadi penumpukan jumlah penyuluh di suatu daerah, seperti di Kota Medan, jumlah penyuluhnya berlebih bila mengacu pada kelompok tani yang ada dan luas pertanian yang ada di Medan.
"Karena otonomi daerah, kita tidak punya wewenang untuk memindahkannya ke daerah yang minim tenaga penyuluh pertaniannya, seperti di Nias dan Humbang Hasundutan. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut sifatnya hanya pembina saja," jelas Azhar.
Dengan minimnya tenaga penyuluh pertanian yang ada, maka petugas penyuluh kata Azhar, hanya bisa mendatangi petani setiap dua minggu sekali. Karena satu penyuluh bertanggungjawab terhadap 16 kelompok tani.
"Itulah permasalahan kita saat ini, penyuluh tidak bisa mendampingi petani sesering mungkin atau setiap hari. Kita hanya berharap, penyuluh yang ada benar-benar bekerja dan membimbing petani dalam memajukan usaha pertanian petani kita," jelas Azhar.