Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, selalu memainkan Egy Maulana Vikri di setiap pertandingan. Sudah waktunya Indra berani bereksplorasi tanpa Egy.
Indonesia saat ini sedang menjalani laga Kualifikasi Piala Asia U-19 di Korea Selatan. Mereka sudah memainkan satu laga yang tuntas dengan kemenangan 5-0 saat menghadapi Brunei Darussalam, Selasa (31/11/2017) siang WIB.
Hasil apapun yang didapat di ajang ini sebetulnya tidak akanberpengaruh untuk Indonesia. Garuda Muda sudah dipastikan ambil bagian di Piala Asia U-19 pada Oktober 2018 nanti karena bertindak sebagai tuan rumah.
Keikutsertaan di ajang kualifikasi sempat diakui Indra untuk menambah jam terbang pemainnya. Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, namun ada baiknya momen ini juga dipakai untuk bereksplorasi dalam
taktik dan permainan.
Tengok saja Egy. Dia selalu dimainkan Indra di seluruh laga timnas U-9, baik itu uji coba, laga resmi ataupun laga yang tidak penting-penting amat. Pemain 17 tahun itu seolah tak tergantikan di mata pelatih asal Padang tersebut. Dari Toulon Tournament, Piala AFF, sampai beberapa pertandingan ujicoba yang digelar, Egy terus jadi pilihan.
Pengganti Peran Egy
Egy sejauh ini menunjukkan dia pantas dipercaya. Selain kualitasnya yang oke, Egy juga punya kelebihan bisa main di dua posisi, yakni sebagai winger kanan dan juga penyerang lubang. Itu pula yang menjadi sedikit alasan mengapa Indra selalu memainkan Egy.
Jika Indra tidak memainkan atau mengganti Egy di salah satu laga, siapa pemain yang pantas menggantikan peran pemain asal Medan itu? Nama Witan Sulaeman sejauh ini cocok menggantikan peran Egy di pos winger kanan. Witan juga punya kemampuan penetrasi yang oke dari sisi lapangan.
Selain Witan, Indonesia juga masih punya Saddil Ramdani dan Feby Eka Putra yang bisa main di posisi winger.
Sementara itu, jika Egy bermain sebagai penyerang lubang, Indra bisa memainkan Muhammad Iqbal sebagai pengganti di posisi tersebut. Kebetulan, Iqbal mulanya memang bermain sebagai penyerang lubang, namun bergeser sebagai winger kiri setiap kali Egy main di belakang striker tunggal.
Berpartisipasi dalam pertandingan atau turnamen yang tidak menentukan apapun, bongkar pasang pemain atau mengubah-ubah strategi sebenarnya hal yang lumrah dilakukan banyak pelatih. Klub-klub Eropa pasti melakukan itu di pramusim.
Akankah Indra Sjafri melakukan itu? Termasuk mengistirahatkan Egy.
Bermain tanpa Egy bisa jadi menguntungkan buat Timnas U-19. Lawan akan kesulitan menebak permainan Garuda Muda di atas lapangan. Kemampuan Egy yang spesial sudah banyak diketahui lawan, sebagaimana dia mendapat kawalan ketat dalam laga dengan Brunei.
Bermain tanpa Egy juga bisa membantu Indra menyiapkan Rencana B, kalau-kalau ada hal tak diinginkan terjadi pada Egy. Memperkaya Gaya Main Jika melihat kembali kekalahan 0-3 Indonesia dari Vitenam di Piala AFF. Tim besutan Indra ini terlihat tidak punya alternatif lain dalam membangun serangan. Mengandalkan umpan pendek, menyerang dari kedua sisi, dan kecepatan dalam formasi 4-1-3-1-1. Bola juga lebih condong diarahkan ke area tempat Egy berada.
Hasilnya lawan pun dengan mudah membaca ritme permainan. Vitenam dengan cerdas membiarkan lawan menguasai bola, membayangi pemain Indonesia, dan menumpuk pemain di sepertiga pertahanan. Egy K.O. saat dibayangi dua sampai tiga pemain. Indonesia tak bisa menembus pertahanan Golden Star.
Di menit ke-55 memang ada perubahan di lini serang. Indra menarik Hanis Saghara selaku ujung tombak untuk memasukkan Witan. Sementara itu, Egy yang tak berkutik di sisi lapangan dipindah menjadi ujung tombak. Tidak ada hasil berarti di perubahan itu.
Nah, saat melawan Brunei, Indonesia nyaris menemui kebuntuan. Mereka kesulitan masuk ke dalam kotak penalti Brunei, yang menumpuk hampir sembilan pemain di sepertiga pertahanan, sementar Indonesia tetap main dengan umpan pendek dan lebar lapangan. Tak ada alternatif lain.
Beruntung untuk Indonesia, gol datang di menit ke-12 lewat sundulan Muhammad Rafli. Si striker berhasil melesakkan gol setelah upaya kiper lawan untuk meninju bola meleset dari perhitungan.
Keuntungan kembali terjadi di gol kedua. Pemain Brunei melakukan gol bunuh diri setelah upaya mengantisipasi sundulan Asnwai Mangkualam malah masuk ke gawang sendiri di menit ke-44. Dua gol itu pun yang merusak fokus lawan saat menjalani babak kedua.
Berkaca dengan dua hasil itu, Indra idealnya melakukan eksplorasi dalam taktik dan permainan. Jika tidak, bukan hal yang mustahil lawan bisa gampang membaca karena memenangi kejuaraan tidak cukup dengan
cara yang itu-itu saja.dtc