Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Angka inflasi pada November 2017 diramalkan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Oktober yang hanya mencapai 0,01%, atau secara tahun kalender 2,67%, sedangkan tahunan (year on year/yoy) sebesar 3,58%.
Ekonom dari PT Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan, inflasi November akan berada di kisaran 0,20% (mtm) atau 3,31% secara yoy.
"Pendorong inflasi pada bulan November 2017 adalah inflasi volatile yang dipengaruhi oleh kenaikan beberapa komoditas pangan, inflasi November diperkirakan sekitar 0,20%," kata Josua di Jakarta, Senin (4/12).
Josua mengatakan, komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain beras, daging ayam, cabai, dan bawang merah. Adapun, kenaikan harga beberapa komoditas ini dikarenakan kurangnya suplai seiring meningkatnya curah hujan.
Meski adanya tren kenaikan inflasi hingga akhir tahun, Josua memperkirakan inflasi hingga akhir tahun berada di level 3%.
"Pada akhir tahun ini diperkirakan sekitar 3-3,5% yoy, seiring koordinasi yang terus dilakukan oleh pemerintah dan BI sedemikian sehingga harga komoditas pangan dapat distabilkan," jelas dia.
Sementara itu, Peneliti dari INDEF Bhima Yudhistira meramalkan, inflasi pada November tahun ini berada di level 0,13%. Inflasi tersebut dikarenakan perkembangan harga kebutuhan pokok yang sedikit meningkat.
"Karena gangguan cuaca yang menyebabkan pasokan bahan makanan menurun," kata Bhima.
Tidak hanya itu, kenaikan angka inflasi juga dipengaruhi dari antisipasi kebutuhan pokok jelang libur natal dan tahun baru. Sementara dari administered price masih dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM non subsidi dan harga minyak mentah, serta kenaikan biaya transportasi menjelang libur panjang.
"Inflasi diproyeksi akan berada di angka 0,13% (mtm), sampai akhir tahun inflasi diperkirakan sebesar 3,7-3,9%," tutup Bhima.(dtf)