Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Jeruk bola atau yang sering disebut jeruk Bali saat ini semakin langka dan mulai punah populasinya di masyarakat Kabupaten Langkat. Padadahal, pertumbuhan jeruk bola ini sangat mudah dan di sembarang tanah jeruk bola bisa tumbuh subur.
Di era tahun 1970-an, jeruk bola masih banyak terdapat dan ditanam di pekarangan rumah masyarakat di belahan Sumatera Utara dan Aceh. Dilindas era modern, waktu demi waktu jeruk bola pun mulai langka dan kini terancam punah.
"Kasihan generasi penerus bangsa ini, anak- anak banyak yang tidak tahu jeruk turunan pendahulu kita. Makanya, begitu kita buka stand pameran di Stabat ini, ramai anak sekolah dan khalayak yang datang berkunjung, tertuju keingintahuannya tentang jeruk bola ini," kata Sukimin AR, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kacamatan Padang Tualang, Langkat di stand pameran KTNA di lapangan Alun Alun Stabat, Langkat, Jumat (19/1/2018).
Sukimin mengatakan, masyarakat diharapkan bisa kembali membudidayakan jeruk bola, yang tujuannya untuk melestarikan tanaman yang buahnya banyak mengandung air ini.
"Tidak perlu memiliki tanah luas, dipekarangan rumah sudah bisa jeruk bola ini ditanam, pohonnya rindang bisa untuk teduh teduhan. Bibitnya mudah diperoleh, di Desa Besilam Babussalam Kecamatan Padang Tualang, Langkat, ditempat pak Parno menyediakan bibit, beliau membuka penangkaran bibit tanaman jeruk bola dan lainnya.
Dan ternyata, jeruk bola ini memiliki bobot 5 kg/buah, di Stabat ini laku dijual mulai Rp 80.000 - Rp 100.000/buah.