Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Polusi udara saat ini telah menjadi salah satu ancaman kesehatan di banyak negara. Bahkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 6,5 juta kematian setiap tahunnya, terjadi terkait dengan polusi udara.
Selain itu, 9 dari 10 orang di seluruh dunia tinggal di kota yang udaranya tidak bersih. Pada semester satu tahun 2016 lalu, level polusi di kota-kota besar Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 4,5 kali lipat lebih buruk dari standar yang ditetapkan oleh WHO.
Menanggapi ini, Ketua Jaringan Kesehatan (JKM) Sumatera Utara (Sumut) dr Delyuzar SpPA mengatakan, persoalan polusi udara ini memang sangat berpengaruh besar pada kesehatan tubuh manusia. Namun sayangnya, kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker sebagai antisipasi dinilai masih sangat rendah.
"Masyarakat belum menyadari dengan baik. Kita saja masih kurang perduli dengan sekitar, seperti kebiasaan merokok disembarang tempat" ungkapnya kepada Medanbisnisdaily.com, Selasa (6/2/2018).
Apalagi, sambung Delyuzar, dengan kebiasaan masyarakat yang masih kerap tidak menggunakan masker ketika berada di jalanan. Padahal, pada saat-saat tertentu, khususnya di Kota Medan, polusi udara dapat berlangsung dengan sangat tinggi.
"Pada waktu tertentu, polusi udara memang sangat tinggi terutama disaat suasana sibuk karena asap bermotor yang menimbulkan karbon. Mungkin disaat itulah sebetulnya kita membutuhkan masker," jelasnya.
Akibat polusi udara, jelas Delyuzar, jika lama-lama terpapar akan berpengaruh pada saluran pernafasan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh polusi. Selanjutnya, hal itu dapat menimbulkan reaksi seluler terhadap zat-zat, sehingga bisa terjadi gangguan pada paru-paru karena debu silikon yang beterbangan.
"Malah, akibat polusi udara juga bisa mendorong terjadinya kelainan degeneratif (jaringan atau organ tubuh)," jelasnya.
Untuk itu, menurut Delyuzar, perlunya membangun kesadaran dengan mengurangi dampak polusi udara sedini mungkin. Yakni dengan cara lebih mencintai bumi, kurangi polusi asap kendaraan bermotor dan industri, serta hindari pembakaran sampah yang tidak perlu.
Pada penggunaan masker, lanjut Delyuzar, hal itu pun sebetulnya tidak bisa memastikan terbebas dari polusi udara. Akan tetapi dengan masker, dampak dari polusi udara yang terhirup dapat lebih dikurangi.
"Dengan masker polusi udara itu tidak akan maksimal diterima. Karenanya lebih baik menggunakan masker yang direkomendasikan medis, ketimbang menggunakan kain," pungkasnya.