Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) hari ini melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, disepakati dua mata acara yang dibahas dalam rapat ini, yakni penambahan direksi dan komisaris serta persetujuan melakukan penerbitan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Direktur Minna Padi, Harry Danardojo mengatakan, RUPSLB menyatakan sepakat untuk menerbitkan saham atau rights issue sebanyak-banyaknya 11,31 miliar saham baru. Namun, belum diketahui berapa jumlah nominal dari saham yang akan diterbitkan nanti.
"Kita baru ungkapkan jumlah sahamnya, untuk jumlah nominal belum menentukan, tergantung dari target investasi yang kita lakukan seperti apa. Kalau sudah diketahui, kita akan meminta persetujuan kembali ke pemegang saham," katanya dalam jumpa pers di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (7/2).
Meski demikian, Harry membantah perseroan akan menggunakan rights issue tersebut untuk mencaplok saham PT Bank Muamalat seperti yang dikabarkan belakangan. Pasalnya, menurut perjanjian yang dibuat perseroan dengan Bank Muamalat (Conditional Share Subscibtion Agreement/CSSA), jika PADI atau Bank Muamalat yang juga mau melakukan right issue tidak memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga proses transaksi tidak terjadi pada 31 Desember 2017 maka perjanjian akan batal.
"HMETD yang kita minta izinnya ini enggak ada hubungannya dengan Muamalat. Kebetulan kita sudah diminta konfirmasi oleh BMI dan sudah berakhir CSSA di 31 Desember. Kita masih bicara sama mereka. Tapi karena CSSE sudah berakhir. Kita enggak jadi standby buyerlagi," katanya.
Namun demikian, pihaknya masih menjalin komunikasi dengan BMI demi kembali merealisasikan hal tersebut. Pihaknya juga akan menghadap OJK untuk meminta perizinan.
"Saya perlu bicara dulu dengan otoritas. Ada beberapa sequences yang lagi kita tunggu. Saat ini kita sudah dapat lampu hijau dari BMI dan akan ketemu dengan otoritas dulu baru kita bisa bicara lebih banyak," tambahnya.
Adapun permohonan izin rights issue hari ini, dia bilang akan dipakai jadi modal bagi perusahaan untuk melakukan investasi tahun ini. Namun besarannya belum ditentukan.
"Untuk investasi, kalau boleh kita biarkan bicara dulu dengan otoritas. Saya juga ada boundary-boundary yang tidak bisa saya katakan begitu saja, dari pada nanti salah. Kita sih sudah tahu di beberapa sektor yang kita inginkan dan juga pada akhirnya seberapa besar nanti kita butuhkan untuk modal kerja. Modal kerjanya lebih untuk peningkatan effectiveness di capital market. Kalau sudah bicara dengan otoritas, kita baru bisa sampaikan ke publik, kita mau bawa ke mana investasi itu," pungkasnya.
Selain itu, perseroan hari ini juga mendapatkan persetujuan untuk menambah jajaran direksi dan komisaris. Harry Danardojo sendiri merupakan direksi yang kemudian akan diangkat dalam beberapa waktu ke depan. (dtf)