Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sleman. Peristiwa penyerangan Gereja Lidwina, Bedog, Sleman melukai seorang anggota polisi Aiptu Al Munir (57). Munir menceritakan peristiwa yang tidak akan pernah dilupakannya ini.
"Sekitar pukul 07.30 diberi tahu ka-SPK, ada kejadian seseorang mengamuk di Gereja bawa pedang dan telah lukai korban, saya langsung bersama Aiptu Pras dan Brigadir Erwin menuju TKP," ujar Munir kepada wartawan di Mapolda DIY, Senin (12/2).
Sesampainya di lokasi, Munir melihat ada seorang pria yang mengayunkan pedang sambil mengejar seseorang. Dia kemudian melepaskan tembakan peringatan dan memerintahkannya berhenti.
"Pelaku berbalik serang saya, melukai tangan kiri," tuturnya.
Dia akhirnya melepaskan tembakan ke kaki kiri pelaku bernama Suliono (23) ini. Ternyata Suliono tak berhenti menyerang.
"Dia sabet kaki kiri saya. Kena kelingking," imbuh Munir.
"Saya tembak lagi kanan. Dia dorong saya terjatuh, dia mau mengayunkan pedang ke arah badan saya. Saya tendang, dia terjatuh, masyarakat datang membantu," urainya.
Munir yang sudah 34 tahun berdinas di Kepolisian ini mengatakan dia menembak kaki Suliono dari jarak 2 meter dengan senjata revolver.
"Saya sendiri yang bawa senjata, anggota lain di belakang saya," kata Munir.
Keberaniannya datang karena dia yakin apa yang dilakukan sesuai dengan prosedur. Dimulai dengan tembakan peringatan, dia terpaksa menembak dua kaki pelaku.
"(alasan) Kedua, menyangkut keselamatan jiwa orang lain, masyarakat harus diutamakan," ujar pria yang satu tahun lagi pensiun dari polisi ini. (dtc)