Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Istri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, masuk daftar '100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia' versi majalah Time. Keluarga pun bangga dan mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepada Sinta.
"Sebuah kebanggaan luar biasa bagi kami anak-anaknya dan tentunya para pengikut setia Gus Dur, bahwa dunia mengakui ketokohan dan perjuangan Ibu kami. Beliau disandingkan dengan begitu banyak tokoh-tokoh dunia. Mulai dari Presiden Prancis sampai Putra Mahkota Saudi," kata putri pertama Gus Dur, Yenny Wahid, Sabtu (21/4).
Menurut Yenny, penghargaan kepada Sinta juga pernah didapat dari koran The New York Times. namun kata Yenny, Sinta tidak terpengaruh dari penghargaan yang didapatnya itu. Sinta, tambah Yenny, tetap menjadi pribadi yang rendah hati meski mendapat banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri.
"Penghargaan ini bukan yang pertama didapat Ibu. Tahun lalu beliau dinobatkan sebagai 1 dari 11 perempuan paling berpengaruh di dunia oleh Koran bergengsi The New York Times. Selain itu banyak lagi penghargaan lainnya Beliau terima dari institusi manca negara maupun dalam negeri," ujarnya.
"Namun setahu saya Beliau tidak terlalu terpengaruh atas puja puji orang terhadapnya. Dinobatkan sebagai 100 orang paling berpengaruh didunia oleh majalah TIME tidak akan mengubah sikap Ibu yang sederhana dan apa adanya. Beliau tetap akan menjadi pribadi yang rendah hati, tetap akan rajin berpuasa tiap hari seperti yang telah dijalaninya selama bertahun-tahun dan dzikir panjang berjam-jam sepanjang malam," lanjut Yenny.
Lebih lanjut, Yenny menggambarkan sosok ibu tercintanya itu sebagai pribadi yang kuat. Sinta, menurut Yenny akan terus meneruskan cita-cita Gus Dur untuk menciptakan perdamaian dan toleransi di Indonesia.
"Selama ini Ibu memang terus berjuang meneruskan cita-cita Bapak (Gus Dur) agar tercipta perdamaian dan toleransi dinegara ini. Perjuangan Ibu bukannya tanpa tantangan. Kerap beliau menerima hinaan, bahkan perlawanan oleh kelompok intoleran. Namun semangat Ibu tak goyah. Walaupun fisiknya lemah, mental Ibu sekuat baja," terangnya.
Senada dengan Yenny, putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau biasa disapa Alissa Wahid juga merasa bangga ibunya bisa masuk daftar orang paling berpengaruh di dunia. Menurut Alissa, Sinta tidak pernah lelah untuk megedepankan nilai keberagaman di Indonesia.
"Ya jelas sangat bangga ya, karena memang selama ini ibu perjuangannya nggak kenal lelah, nggak kenal letih dan sekarang mendapatkan penghargaan seperti ini, yang tentu sepadan dengan yang beliau perjuangkan," tutur Alissa.
Alissa menilai, ibunda tercintanya bukan hanya memperjuangkan keberagaman, tapi juga keadilan. Sinta, seperti dikatakan Alissa, juga kerap membantu warga yang tertindas.
"Sebetulnya gini, memperjuangkan keadilan itu yang lebih penting, yang lebih menggambarkan ibu (Sinta) itu memperjuangkan keadilan. Apakah itu konteks keberagaman perempuan yang ditindas atau rakyat kecil yang ditindas, pokoknya di mana ada ketidakadilan ibu akan membela dan mengayomi. Tapi dalam konteks keberagaman ibu tentu tidak lepas dari warisan yang selama ini ditingglkan oleh Gus Dur," jelasnya.
"Sebetulnya ibu mempengaruhi banyak orang. Ibu itu, apalagi sejak Bapak wafat. kan memang orang larinya ke Ibu, kelompok mana pun ketika sedang ditindas sedang mengalami ketidakadilan banyak yang sowan ke Ibu, paling nggak mendapat penguatan, itu sesuatu yang sudah dilakukan ibu sudah lama sekali, cuma yang lebih terasa sejak bapak wafat," tutur Alasan. (dtc)