Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pihak Syaelendra Studio menyayangkan adanya pemasangan atribut #2019GantiPresiden dalam salah satu studionya. Mereka menegaskan tak berafiliasi dengan gerakan tersebut dan netral.
"Konteksnya sebenarnya, kami ingin memberitahukan-karena kami sudah lama berdiri sejak tahun 1984, dikenal banyak engineer, musisi--sebenarnya kami ingin beri tahu kalau lingkungan kami netral. Kami berbisnis tanpa ada tunggangan apapun," tutur pemilik Syaelendra Studio Syafwin 'Abim' saat berbincang, Kamis malam (7/6).
Sebelumnya, studio itu memang jadi lokasi perekaman lagu #2019GantiPresiden oleh sejumlah tokoh yang di antaranya adalah Waketum Gerindra Fadli Zon, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, hingga Neno Warisman. Namun, Abim enggan menyebutkan atas nama siapa studionya disewa untuk perekaman lagu.
"Betul kami menghormati siapapun kliennya. Kemudian setelah kejadian, saya di luar kota. (Awalnya) ya kami diskusi sama mereka. Ya kami keberatan kalau muncul di publik--kami studio dan wadah yang netral--kami tak ingin muncul persepsi kalau kami punya persepsi yang berbau politik," tutur Abim.
Abim dan pihak Syaelendra Studio menghargai karya musik apapun sebagai bentuk ekspresi. Namun, dia keberatan ketika atribut politik tertentu dipasang di studionya dan dipublikasikan.
"Yang saya khawatirkan itu tadi kalau kawan-kawan pada menanyakan, itu yang saya takutkan terjadi juga. (Tapi) saya tak ingin menggugat terkait kejadian ini," ujar Abim.
Pihak Syaelendra Studio sejak awal memang telah diberi tahu bahwa akan ada rekaman audio dari lagu #2019GantiPresiden. Sebagai sebuah perusahaan rekaman musik, Abim mengaku profesional terhadap klien.
"Intinya kami hanya menyetujui secara profesional. Ekspert (keahlian) kami di audio, kami hanya setujui rekaman dalam bentuk suara, bukan video atau foto," ungkap Abim.
Salah satu hal yang membuat pihak Syaelendra Studio keberatan adalah pemasangan atribut di lingkungan studio. Bahkan, pegawai studio pun harus mencopot atribut-atribut sendiri setelah mereka selesai rekaman.
Untuk satu sesi rekaman di Syaelendra Studio yakni selama 6 jam. Biaya untuk sekali rekaman audio adalah Rp 1,1 juta. (dtc)