Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyumas - Krisis air bersih mulai melanda beberapa wilayah di Banyumas. Sedikitnya ada 16 desa di enam kecamatan mengalami krisis air bersih.
Seperti yang terjadi pada warga Dusun Wanarata, Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Banyumas. Mereka harus mengantre untuk bisa mendapatkan air. Bukan hanya itu, warga juga harus menunggu berjam-jam disumber air, hanya untuk mengisi dua buah ember.
"Lama keluarnya (air), 3 jam menunggu dapat 2 ember. Sehari setidaknya bisa 10-15 ember," kata Suminah (42) warga Dusun Wanarata, Selasa (31/7/2018).
Menurut dia, sudah 5 bulan terakhir warga di dusun tersebut kesulitan mendapatkan air untuk konsumsi sehari-hari. Bahkan untuk memenuhi kebutuhannya, warga biasa membeli air seharga Rp 10 ribu.
"Karena air susah, kita kadang beli air seharga Rp 10 ribu untuk 50 liter atau dua jeriken," ujarnya.
Dia menjelaskan, terdapat peraturan yakni warga yang akan mengambil air dari sumber mata air itu digilir setiap minggunya. Sehingga jika hari ini dirinya sudah mengambil air, baru bisa mengambil air lagi 3 minggu kemudian.
"Di sini ada sistem giliran untuk mengambil air. Jadi ada 4 RT dan itu digilir setiap minggunya, warga setiap RT digilir. Jadi harus menunggu 3 minggu lagi baru bisa ngambil air lagi," ucapya.
Menurut Kepala Dusun Wanarata, Karto mengatakan di dusun memang terdapat sistem giliran untuk mengambil air yang telah disepakati oleh warga. Sehingga setelah selesai akan bergantian dengan warga lainnya.
"Tidak bisa setiap hari ngambil air, itu sudah diatur dan disepakati warga. Paling untuk menambah bisa menunggu droping air atau beli air," ujarnya.
Droping air bersih dari BPBD Banyumas, lanjut dia, memang sudah dilakukan. Namun tidak setiap hari, ditambah medan untuk mencapai dusun tersebut yang sangat sulit dengan jalur yang curam dan jalan yang berbelok-belok.
"Disini ketinggiannya sekitar 400 Mdpl. Sudah ada droping air bersih dari BPBD, cuma yang ditakutkan jalan yang sulit, karena harus naiknya bawa truk tanki," ucapnya.
Akibat musim kemarau telah menyebabkan 16 desa di enam Kecamatan di Kabupaten Banyumas mengalami krisis air bersih. Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyumas, Suyanto kepada wartawan mengatakan jika pihaknya telah menyalurkan air bersih sebanyak 208.000 liter ke sejumlah wilayah.
Enam Kecamatan tersebut diantaranta di Kecamatan Sumpiuh, Purwojati, Somagede, Kalibagor, Tambak dan Banyumas. Sedang jumlah warga yang terdampak diperkirakan lebih dari 6.000 jiwa, sehingga pihaknya telah menyiapkan sedikitnya 2.000 tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 dan 4.000 liter.
"Bantuan air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga,yang mengalami krisis air bersih," kata Suyanto. dtc