Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bojonegoro - Warga Bojonegoro yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Kedaulatan Rakyat Bojonegoro berunjuk rasa di jalur utama akses menuju kantor ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Unjuk rasa digelar di jembatan flyover yang menjadi akses utama menuju kantor EMCL di Jalan Raya Bojonegoro-Cepu, Desa Clangap, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Massa menumpang 5 truk menuju flyover tersebut.
Massa menuntut transparansi dari ExxonMobil terkait penggunaan dana CSR, perekrutan tenaga kerja sesuai Perda kabupaten Bojonegoro nomor 23 tahun 2012, serta Dana Partisipasi Interest.
Dari pantauan detikcom, unjuk rasa berlangsung tertib dengan penjagaan ketat aparat polisi dan TNI.
Massa membentangkan berbagai poster dan spanduk tuntutan serta berorasi secara bergantian menuntut pihak EMCL untuk terbuka dan lebih mengutamakan tenaga kerja lokal. Selama ini warga melihat perusahaan minyak ini lebih mengandalkan pekerja dari luar kota Bojonegoro.
"Kenyataannya masih banyak warga sekitar lokasi minyak nganggur dan tidak bekerja sesuai yang diharapkan. Mereka hanya menjadi penonton di desanya sendiri. Ini mestinya Pemerintah Bojonegoro dan Jawa Timur serta wakil rakyat harus berpikir dan ikut berpikir dan membantu rakyatnya," teriak Korlap FKRB Edi Susilo, Senin (13/8/2018).
Edi menambahkan, apalagi Kabupaten Bojonegoro telah memiliki Perda yang menetapkan aturan bahwa perusahaan harus menggunakan tenaga lokal sebanyak 75 persen dari keseluruhan tenaga kerja yang dimiliki.
"Lebih baik Kabupaten Bojonegoro jadi provinsi sendiri jika pemerintah Jatim dan kabupaten tidak bisa menjembatani keluhan warganya," tegasnya.
Aksi unjuk rasa ini kemudian ditanggapi pihak EMCL dengan mengadakan dialog di sekitar flyover. Dalam dialog itu, pihak EMCL menegaskan jika mereka telah mematuhi semua aturan yang berlaku.
"EMCL dalam beroperasi selalu menggunakan peraturan yang berlaku. kalau saya rasa Pak Edi itu hanya kurang informasi. Kalau memang dia butuh data di pemkab juga ada, di kita juga ada. Tidak ada yang rahasia kok," jelas
Mendengar jawaban ini, pihak pendemo masih kurang puas karena hanya garis besarnya saja yang disampaikan, padahal yang diinginkan adalah data riil apa yang telah dilakukan oleh pihak EMCL terkait rekrutmen tenaga kerja, penggunaan dana CSR serta PI di wilayah mereka.
Demo ini kemudian dilanjutkan ke kantor perusahaan Rekayasa Industri yang lokasinya berada di perempatan Clangap. Massa pun bergerak menuju kantor tersebut dengan berjalan kaki sehingga sempat menimbulkan kemacetan.
Di kantor kontraktor yang memenangi tender proyek gas Jambaran-Tiung Biru ini, massa juga menuntut warga direkrut untuk proyek tersebut sesuai aturan Perda Kabupaten Bojonegoro. dtc