Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota DPRD Medan, Hendrik Halomoan Sitompul memutuskan untuk naik kelas menjadi calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2019. Padahal, politikus Partai Demokrat itu baru satu priode duduk di kursi DPRD Kota Medan.
Hendrik bercerita, sejatinya pada Pemilu 2014, dia secara mental dan finansial sudah siap maju atau bertarung untuk memperebutkan kursi DPR RI melalui Dapil Sumut 1 dengan nomor urut 8. Sebab, ia tercatat sebagai salah satu pengurus di DPP Partai Demokrat.
Menurutnya, ketika itu ada kendala atau hambatan, akhirnya dia digeser oleh Sutan Bathoegana (almarhum). "Waktu itu seluruh persyaratan untuk caleg DPR RI sudah disiapkan. Tapi, ada pertimbangan lain salah satunya ada Ruhut Sitompul. Tidak mungkin ada dua Sitompul di satu dapil, makanya digeser ke DPRD Sumut," ujar Hendrik, di Medan, Selasa (28/8/2018).
Sayangnya, kata dia, saat itu kuota caleg di DPRD Sumut sudah penuh. Alhasil, Sutan Bathoegana memasukkan namanya sebagai Bacaleg DPRD Medan.
"Itupun ada salah satu bacaleg yang masih keluarga bang Sutan diganti dengan saya. Dapatlah waktu itu nomor urut 2 di dapil Medan Utara," jelasnya.
"Awalnya sempat terkejut karena Pemilu 2009, Demokrat memperoleh kursi di dapil itu. Saya malah dimasukkan ke sana, karena memang sudah siap dari awal, maju juga akhirnya," terangnya.
Saat masa kampanye, Hendrik mengaku harus mengikuti pendidikan di Lemhanas. Alhasil, ia memanfaatkan waktu akhir pekan untuk kembali ke Medan.
"Jadi selama kampanye, saya tidak pernah jumpa konstituen. Tapi, saya punya dua orang tim. Mereka yang setiap hari ketemu masyarakat dan meyakinkan masyarakat untuk memilih Hendrik Sitompul. Ternyata, suara saya banyak di Kelurahan Kampung Nelayan, yang mayoritas penduduknya muslim, jadi reses pertama ke sana untuk langsung bertemu konstituen," paparnya.
Hendrik menyebut dia punya modal kuat untuk bertarung sebagai Caleg DPR RI melalui Dapil Sumut 1. Di mana, ada sekitar 180.000 suara Katolik.
"Saya ini kan tokoh Katolik, setelah didata, ada 180.000 orang katolik yang memiliki e-ktp di Kota Medan. Ini modal besar yang akan saya rawat untuk bisa mengantarkan ke Senayan. Optimis bisa melenggang ke senayan," jelasnya.